Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Laporan On The Spot

Public Services dan Facebook Tribun Dibahas di Jakarta

SEKITAR 50 pengelola media dan pemangku kebijakan publik berkumpul di Hotel Sultan, Jl Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (7/11/2012).

Penulis: AS Kambie | Editor: Edi Sumardi
AS Kambie
Wartawan Tribun Timur
Melaporkan dari Jakarta

SEKITAR 50 pengelola media dan pemangku kebijakan publik berkumpul di Hotel Sultan, Jl Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (7/11/2012). Kehadiran mereka dalam rangka mendiskusikan Agenda Media Plus yang digelar Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) kerja sama The World Bank.

Tribun Timur diberi kesempatan menyampaikan rubrik anyar, public services, citizen reporter, facebooker, dan twitter.

Sesi diskusi dalam acara bertema good news is a good news dalam pengelolaan keuangan publik ini akan dipandu mantan presenter, Rosiana Silalahi.

Wakil Ketua DPRD Bone, Asia A Pananrangi akan tampil mengurai Kiat Mengawal Uang Rakyat. Pembicara lain, Redaktur Eksekutif Majalah TEMPO, Arif Zulkifli. Dia akan membahas Perspektif Media Nasional Terhadap Isu Keuangan Publik di Daerah. Ada juga Ekonom Senior The World Bank, Gregorius Pattinasarany yang akan mengulas Alur Desentralisasi dan Layanan Publik.

Sekjen FITRA, Yuna Farhan akan mengurai Birokrat Gendut Pemda Bangkrut. Kepala Bappeda Sulawesi Utara, Alwy Pontoh akan membahas Inisiatif Pemotongan Anggaran Perjalanan Dinas, dan perwakilan Harian Kompas Tri Agung Kristanto.

Wawan Sobari dari The Jawa Pos Institute of Pro-otonomi (JPIP) akan mematerikan Kemitraan Publik ala JPIP, dan Wakil Ketua Dewan Pers, Bambang Harymurti akan memberi Catatan dari Media.

Acara diagendakan ditutup Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Caroline Tupamahu.

"Tujuan acara ini bagaimana membangun kemitraan antara media dengan pihak terkait untuk menyelamatkan dana publik," kata Ketua Panitia, Luna Vidya.

Bambang menjelaskan, citizen journalism masih menjadi kajian di Dewan Pers. "Saya tiba di tempat ini langsung dari Bali membahas berbagai perkembangan media, termasuk citizen jurnalisme," kata Bambang.

Menurutnya, jika citizen journalism yang dituangkan dalam blog itu ditulis dengan tiga kesadaran, makanya itu bisa dianggap karya jurnalistik.

Ketiga kesadaran dimaksud adalah penulis meyakini apa yang dia sampaikan sesuai fakta. Kedua, saat menulis, si penulis memastikan diri seindependen mungkin. Ketiga, dia sadar akan akibat dari apa yang dia tulis dan dia sudah berusaha meminimalisir akibat buruknya.

"Jika ketiga unsur itu terpenuhi, maka citizen journalism itu bisa dikatakan karya jurnalistik. Tapi jika penulis blogger itu menuangkan semua unek di kepalanya tanpa mempertimbangkan tiga hal tersebut, maka penulisnya disebut aktivis kebebasan berekspresi," jelas Bambang.

Caroline mengajak aktivis memanfaatkan fasilitas public services dan facebooker serta citizen reporter yang disiapkan Tribun. "Saya sependapat dengan Tribun agar kita mengurasi status facebook galau dan menulis sekitar kita untuk dikirim ke Tribun," ujar Caroline.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved