2000 Orang Akan Tonton Kisah Datu Museng-Maipa Deapati
2000 Orang Akan Tonton Kisah Datu Museng-Maipa Deapati
Penulis: Edi Sumardi | Editor: Imam Wahyudi
Pada pertunjukan teater ini, Trans Studio menggandeng Dewan Kesenian Makassar. General Manager Trans Studio Theme Park Makasssar, Syafrul Hidayat, mengatakan, penonton ditarget berasal dari kalangan mahasiswa, pelajar, guru, profesional, dan umum. Bahkan disediakan sesi untuk pelajar, mahasiswa, dan guru. Pementasan teater ini akan menjadi ajang bagi warga Sulsel untuk mengenal kebudayaannya sendiri.
"Kami juga ingin mendukung program pariwisata Visit Sulsel dan Visit Makassar and Beyond," kata Syafrul dalam konfrensi pers di Trans Studio, Jumat (3/2/2012).
Sutradara pementasan Fahmi Syarif mengharapkan pementasan ini bisa menunjukkan kepada khalayak tentang arti cinta yang sesungguhnya. Cinta yang sesungguhnya bagi Fahmi, seperti yang ditunjukkan Datu Museng dan Maipa Deapati.
"Apa akibat kalau kita setia pada pasangan kita. Seperti yang ditunjukkan dalam kisah Datu dan Maipa. Pertanyaannya sekarang, masih adakah yang mau sesetia Maipa kepada Datu Museng," ujar Fahmi dalam konfrensi pers.
Trans Studio membuka sesi pertunjukan untuk penonton kalangan umum, Sabtu (25/2/2012) hingga Minggu (26/2/2012) dan untuk penonton kalangan pelajar, mahasiswa, dan guru, sesi pertunjukannya, Senin (27/2/2012) hingga, Rabu (29/2/2012).
Manajemen Trans Studio belum menyebut harga tiket masuk untuk menonton pertunjukan teater kolosal ini.
"Harga tiketnya tak lebih dari Rp 25 ribu tapi harga tiket tak termasuk harga tiket wahana permainan," tutur Syafrul.
Datu Museng merupakan putra Raja Gowa yang saling jatuh cinta dengan Maipa Deapati, putri Raja Sumbawa. Sayangnya, cinta mereka terlarang karena Maipa telah dijodohkan dengan putra Sultan Lombok.. Datu kemudian membawa Maipa ke Makassar untuk membantu masyarakat Makassar berjuang melawan penjajah.
Tak disangka, seorang kapten Belanda, jatuh hati pada kecantikan Maipa. Kapten penjajah ini, kemudian berambisi untuk membunuh Datu agar bisa memiliki Maipa. Saat mendapat kesempatan, si kapten kompeni menembak Datu. Namun, Maipa menghadang peluru yang ditembakkan ke arah Datu dengan tubuhnya.
Di saat-saat kritis, di pangkuan Datu, Maipa berkata, ""Daengku Datu Museng, permata hatiku. Takkan ku gentar walau jiwa melayang. Kebimbangan telah kucampakkan, sebab keyakinan telah kupastikan. Perahu kematian siap kutumpangi. Kemudi telah ku…kuh di tangan. Telah kutetapkan haluan menyongsong tujuan, pada kematian yang hangat dan menyenangkan."
Saat ini, nama Datu Museng dan Maipa Deapati diabadikan menjadi nama jalan di Makassar. Kuburan Datu dan Maipa terletak di Jalan Maipa yang berada di samping kanan Hotel Imperial Arya Duta.