Pariwisata
Bandara Buntu Kunik Hubungkan Toraja-Bali
Bandara Buntu Kunik Hubungkan Toraja-Bali
Editor:
Muh. Irham
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Pembangunan lapangan udara baru, Bandara Buntu Kunik di Kabupaten Tanah Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) diyakini membuka akses wisatawan dari Bali ke Tana Toraja, Toraja Utara, dan daerah sekitarnya.
"Kalau bandara ini sudah beroperasi, akan ada 'round trip' atau rute perhubungan udara yang menghubungkan Bali-Toraja-Luwu Timur-Palu-Balikpapan. Pemerintah harus mendukung itu," kata anggota Komisi E DPRD Sulsel, Paulus Tandiongan, di Makassar, Jumat.
Menurut dia, seluruh travel yang beroperasi di Sulsel, Sulteng, dan Kaltim akan mendorong adanya rute penerbangan untuk mengembalikan kejayaan di bidang pariwisata khususnya di Toraja.
Mantan Direktur Toraja Top Travel ini yakin, kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Toraja akan meningkat pesat saat round trip tersebut dibuka.
Jalur penerbangan pulang-pergi di lima kota di empat provinsi tersebut digagas agar jalur transportasi ke Toraja tidak merugi karena hanya melayani satu daerah penerbangan.
Menurut Paulus, wisatawan enggan mengunjungi Toraja karena jalur transportasi yang sulit, yakni membutuhkan waktu sembilan jam dari Makassar ke Makale, ibu kota Tana Toraja.
Pemprov Sulsel yang kini di bawah kepemimpinan Gubernur Syahrul Yasin Limpo berusaha mengembalikaan kejayaan pariwisata di daerah ini dengan membentuk tiga tujuan pariwisata, salah satunya ke Tana Toraja.
Dalam perayaan "Lovely Desember" 2010 di Toraja Utara, Syahrul meminta kepada Dirjen Kementerian Perhubungan dan Dirjen Kementerian Pariwisata yang hadir saat itu, untuk secepatnya merealisasikan pembangunan bandara pengganti bandara Pongtiklu yang terlalu sempit.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Sulsel, Masykur Sulthan, mengatakan, pembangunan bandara itu menelan Rp500 miliar dan ditargetkan selesai paling lambat pada 2013.
"Untuk menjadi bandara pariwisata, diadakan renovasi fisik, di antaranya memanjangkan landasan dari 1.300 meter menjadi 1.900 meter, bahkan bisa mencapai 2.500 meter supaya pesawat besar bisa mendarat," katanya. (*)
"Kalau bandara ini sudah beroperasi, akan ada 'round trip' atau rute perhubungan udara yang menghubungkan Bali-Toraja-Luwu Timur-Palu-Balikpapan. Pemerintah harus mendukung itu," kata anggota Komisi E DPRD Sulsel, Paulus Tandiongan, di Makassar, Jumat.
Menurut dia, seluruh travel yang beroperasi di Sulsel, Sulteng, dan Kaltim akan mendorong adanya rute penerbangan untuk mengembalikan kejayaan di bidang pariwisata khususnya di Toraja.
Mantan Direktur Toraja Top Travel ini yakin, kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Toraja akan meningkat pesat saat round trip tersebut dibuka.
Jalur penerbangan pulang-pergi di lima kota di empat provinsi tersebut digagas agar jalur transportasi ke Toraja tidak merugi karena hanya melayani satu daerah penerbangan.
Menurut Paulus, wisatawan enggan mengunjungi Toraja karena jalur transportasi yang sulit, yakni membutuhkan waktu sembilan jam dari Makassar ke Makale, ibu kota Tana Toraja.
Pemprov Sulsel yang kini di bawah kepemimpinan Gubernur Syahrul Yasin Limpo berusaha mengembalikaan kejayaan pariwisata di daerah ini dengan membentuk tiga tujuan pariwisata, salah satunya ke Tana Toraja.
Dalam perayaan "Lovely Desember" 2010 di Toraja Utara, Syahrul meminta kepada Dirjen Kementerian Perhubungan dan Dirjen Kementerian Pariwisata yang hadir saat itu, untuk secepatnya merealisasikan pembangunan bandara pengganti bandara Pongtiklu yang terlalu sempit.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Sulsel, Masykur Sulthan, mengatakan, pembangunan bandara itu menelan Rp500 miliar dan ditargetkan selesai paling lambat pada 2013.
"Untuk menjadi bandara pariwisata, diadakan renovasi fisik, di antaranya memanjangkan landasan dari 1.300 meter menjadi 1.900 meter, bahkan bisa mencapai 2.500 meter supaya pesawat besar bisa mendarat," katanya. (*)