Korban Mutilasi Keluarga Bangsawan dari Parepare
Korban yang masih keturunan bangsawan Bugis tinggal seorang diri di rumahnya karena masih hidup melajang.
Korban yang masih keturunan bangsawan Bugis tinggal seorang diri di rumahnya karena masih hidup melajang. Polisi dari Polres Sidrap bersama Polresta Parepare masih menyelidiki motif pembunuhan sadis tersebut.
Jasad korban dalam kondisi telanjang ditemukan dalam beberapa potongan tubuh bagian atas sampai perut ditemukan sejumlah pertama kali oleh seorang bocah yang mandi di irigasi terapung di Desa Kalosi Alau, Kecamatan Dua Pitue Sidrap di perbatasan Desa Kalola, Kecamatan Maniang Pajo, Kabupaten Wajo. Tubuh korban pertama kali ditemukan, Sabtu (5/3) pukul 14.30 wita.
Setelah itu, aparat Polres Sidrap dan Polres Wajo dibantu warga setempat melakukan penyisiran sepanjang aliran sungai irigasi di perbatasan Sidrap-Wajo.
Kapolres Sidrap AKBP Syamsi yang dikonfirmasi sebelumnya mengatakan, karena lokasi penemuan mayat masuk area di aliran sungai bendungan Kalola, Wajo, maka penyidikan kasus ini dilimpahkan ke Polres Wajo.
"Lokasinya memang masuk di wilayah Wajo. Hanya warga Desa Kalosi Alau Sidrap yang pertama kali menemukannya. Penyidikannya juga sudah kita serahkan ke Polres Wajo, Namun tetap kita melakukan kordinasi," ujar Syamsi.
Sementara potongan lain tubuh korban berupa potongan dari perut/pinggang hingga paha ditemukan, Minggu (6/3). Potongan tubuh tersebut ditemukan sekitar 300 meter dari lokasi penemuan potongan tubuh yang pertama.
Potongan Kepala
Sedangkan kepala korban baru ditemukan, kemarin pagi, secara tak sengaja oleh petugas pengangkut sampah di tong sampah pinggir jalan poros Jl Jend Sudirman, samping Bank Danamon Sidrap atau dekat dari Masjid Raya Sidrap sebelum tugu bundaran jam Kota Sidrap dari arah Parepare.
Kasatreskrim Sidrap, AKP Syamsu Yasmin, menyebutkan, kepala korban ditemukan dalam sebuah kantong plastik hitam yang dibungkus lagi dengan kantongan plastik putih.
"Setelah kita terima laporan tersebutm, lalu ditindaklanjuti dengan membawanya ke RSU Nene Mallomo untuk menentukan jenis kelaminnya. Diketahui jenis kelaminnya perempuan yang ternyata milik warga asal Parepare yang sebelumnya juga ditemukan potongan tubuhnya yang tanpa kepala di pengairan sawah di perbatasan Wajo-Sidrap," jelasnya.
Menurut Syamsu, selain potongan tubuh korban yang ditemukan di saluran irigasi persawahan di perbatasan Wajo-Sidrap, juga telah ditemukan potongan paha korban dekat dari TKP penemuan pertama potongan tubuh korban.
Kepastian potongan-potongan tubuh tersebut milik korban bernama A Ondong itu juga dipastikan oleh pihak keluarga korban yang datang ke rumah sakit.
"Langkah selanjutnya yang kami lakukan yaitu melakukan penelusuran kapan sebenarnya potongan kepala korban itu berada di tong sampah dan berkoordinasi dengan pihak Polresta Parepare untuk pengusutan lebih lanjut," jelasnya.(rip)
-- Pengakuan Adik Korban --
Masih Sempat Makan Siang
ADIK bungsu almaruum Andi Ondong, Andi Kokeng, yang ditemui di RSU Nene Mallomo, Sidrap, kemarin, memastikan, potongan-potongan tubuh yang ditemukan adalah kakak perempuannya.
"Saya sudah pastikan itu dan dalam hati kecil saya sudah tahu bahwa itulah kakak saya. Tubuhnya (yang ditemukan tanpa kepala) saja yang saya sentuh, saya sudah yakin bahwa inilah saudara saya," ujar Kokeng dengan terbata-bata menahan tangisnya.
Dia mengaku tidak tahu dan tidak bisa menduga-duga pelaku sadis pembunuhan kakak perempuan satu-satunya itu. Kakak perempuanya itu adalah anak ke tiga dari enam bersaudara.
Korban belum berkeluarga dan selama ini tinggal sendiri di rumahnya di sebuah lorong di Jl A Mangkau, Kota Parepare. Korban juga adalah saudara mantan Asisten I Pemkot Parepare, A Gustam. Kokeng mengaku, terakhir kali bersama korban, Jumat (3/3).
"Saya terakhir kali masih ketemu pada Jumat siang. Saya makan siang di rumahnya sekitar pukul 14.00 setelah salat Jumat. Keluarga melaporkan dia hilang Sabtu malam (malam Minggu)," ujar Kokeng.
Karena tinggal sendiri, dia tiap hari berkunjung dan membesuk kakak perempuannya itu. "Kalau saya keluar dari rumah atau mau pulag ke rumah, saya selalu sempatkan datang ke rumah kakak," tambahnya.
Dia berharap pelaku pembunuhan sadis kakaknya ditemukan polisi dan dihukum seberat-beratnya. Dengan menahan tangis, Kokeng masih tak bisa menerima kenyataan ada orang yang tega membunuh saudarinya itu dengan memotong-motong tubuhnya dengan cara seperti itu.(ridwan putra)