Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengawal Nurdin Halid yang Serang Mobil Darussalam

Polisi mulai mengungkap kasus insiden penyerangan mobil pengurus PSSI Andi Darussalam Tabusalla di depan kantor KONI Pusat.

Editor: syakin
Jakarta, Tribun - Polisi mulai mengungkap kasus insiden penyerangan mobil pengurus PSSI Andi Darussalam Tabusalla di depan kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.  
Tim penyidik Polda Metro Jaya menyebutkan, pengawal Ketua Umum PSSI Nurdin Halid terlibat dalam kasus penyerangan tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Baharudin Djafar,  mengungkapkan, 11 pelaku penyerangan yang kini diperiksa polisi mengaku mendapat imbalan untuk mengawal Nurdin. "Mereka mengaku disewa. Ada yang baru disewa pada hari Jumat dan ada yang pada hari sebelumnya," kata  Baharudin, Sabtu (5/3).
Mobil Darussalam jenis Toyota Alphard warha hitam mengalami kerusakan pada kaca depan dan kaca spion. Namun tidak korban dalam kejadian itu.
Darussalam yang juga ipar Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo sudah dimintai keterangan di Polda Metro Jaya.
Dia menyebut ciri-ciri orang-orang yang ditangkap Polda Metro Jaya tak sama dengan para penyerang. Meski  kejadi begitu cepat, Andi mengaku mengenal betul ciri-ciri pelaku.
"Sekilas (ciri-ciri 11 orang yang diamankan polisi) tidak ada yang sama dengan penyerang," kata Darussalam di Polda Metro Jaya, kemarin.
 Dia menyebut orang yang diamankan di Polda Metro Jaya tidak ada yang menyerang mobilnya. "Kalau menurut saya tidak ada. Katanya kan banyak di situ ya? Ada sekitar 25 orang," tambah pria asal Parepare ini.
Ia mengaku belum memberikan ciri-ciri fisik pelaku kepada polisi.  "Yang memukul mobil saya lima orang. Dari belakang, samping kiri, kanan, dan depan," katanya.
Loyalis Nurdin
Namun orang dekat Nurdin menyatakan, insiden di depan kantor KONI tersebut dipicu konflik pribadi antara simpatisan Nurdin dengan pengawal Darussalam.
"Ada yang perlu diluruskan di sini. Kejadian penyerangan mobil Pak Andi Darussalam di luar dugaan kami. Itu terjadi karena ada masalah pribadi antara orang dekat Pak Andi dengan orang-orang yang menyerang," kata seorang keluarga dekat Nurdin kepada Tribunnews.
Dia  minta semua pihak tidak mengkaitkan penyerangan mobil itu dengan masalah yang kini menimpa PSSI. Ia juga menceritakan kronologi kejadian penyerang yang berlangsung setelah pengurus PSSI melakukan pertemuan dengan KONI, Jumat sore.
"Saat kami keluar dari kantor KONI  sebenarnya sudah tidak apa-apa. Tapi ada salah paham antara orang Pak Andi  dengan para penyerang tersebut di luar. Mereka sebelumnya sudah punya masalah pribadi hingga terjadi penyerangan," ujarnya.
Orang dekat Nurdin itu menyebutkan para penyerang bukan pengawal Ketua Umum PSSI itu. "Mereka tidak bisa disebut pengawal Bapak (Nurdin). Namun mereka orang-orang yang  selama ini loyal terhadap Bapak," katanya.
Ditegaskan, tidak ada masalah antara Nurdin dengan andi Darussalam. "Masalah ini jangan dibesar-besarkan karena masalah pribadi  antar mereka tidak ada kaitannya dengan Pak Nurdin dengan Andi Darussalam," tegasnya.
Dibayar
Polisi menyebutkan, pelaku mengaku disewa melalui seorang bernisial  E yang saat ini masih dalam pengejaran polisi. Menurut Kombes Baharudin, polisi mengamankan 11 pria. Mereka mengaku menerima imbalan uang.
"Mereka mengaku dibayar Rp 300 ribu-700 ribu, sebagai uang jasa mengamankan (Nurdin)," kata  mantan Kabid Humas Polda Sumatera Utara (Sumut) ini.
Perwira menengah Polri ini mengaku belum dapat mengungkapkan penyerangan tersebut. "Kejadian setelah ada pertemuan di KONI. Ketua KONI (Rita Subowo), Pak Nurdin Halid, dan Pak Andi Darussalam Tabusala, mengadakan pertemuan yang berjalan dengan baik. Setelah ada pers rilis ada kelompok orang tak dikenal mendatangi kantor KONI," katanya.
Polisi langsung beraksi mengamankan pelaku penyerangan setelah  melepaskan tembakan peringatan ke udara. "Petugas melepaskan tembakan peringatan sebanyak dua kali ke udara. Saat itu petugas mengamankan 11 orang tanpa luka tembak," tambahnya. Menurutnya, para penyerang menumpang tiga mobil.
Sementara itu, pihak PSSI membantah Nurdin punya  pengawal khusus. Model pengawalan tidak biasa dipakai di PSSI. "Kami tidak tahu itu pengawal siapa," kata Sekjen PSSI Nugraha Besoes.
Dia mengaku mengetahui insiden di depan KONI namun tidak tahu apa penyebabnya.  Nugraha juga menegaskan di PSSI tidak ada kawal mengawal, apalagi dengan menggunakan orang-orang tertentu.(tribunnews/cen/adi)
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved