Hamdan Juhanis Kenang Perjalanan Menuju Kursi Rektor UIN Alauddin
Dalam kesempatan itu, Prof Hamdan Juhanis mengenang perjalanan karirnya hingga resmi menduduki kursi nomor satu kampus hijau ini.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, SAMATA - Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin menggelar prosesi serah terima jabatan rektor di Gedung Auditorium Lt 2, Rabu (31/7/2019) siang.
Dalam kesempatan itu, Prof Hamdan Juhanis mengenang perjalanan karirnya hingga resmi menduduki kursi nomor satu kampus hijau ini.
Semester I Tahun 2019, Tugu Insurance Meraih Laba Rp 238,15 Miliar
VIDEO: Lagu Sholawat Badar Iringi Pelepasan Pemberangakatan JCH Barru
Curi Laptop Mahasiswi, Resmob Bone Ringkus Sofian di Palopo
VIDEO: Intip Perjuangan Warga Bontoa Maros Peroleh Air Bersih
Kulkas, Mesin Cuci dan AC Polytron Sabet Penghargaan Service Quality Award 2019
Hamdan mengawali dengan menceritakan tanggung jawab berat ketika diamanahi menjadi Wakil Rektor IV, tahun 2015 lalu.
Kala itu, Hamdan ditunjuk oleh Prof Musafir Pabbari selaku Rektor UIN Alauddin Makassar.
"Profesor Musafir Pabbari mengambil saya. Lebih tepatnya beliau memungut saya sebagai Wakil Rektor Bidang Kerja Sama," kata Hamdan.
Hamdan menuturkan, dirinya mengalami berbagai dinamika selama menjabat sebagai Wakil Rektor IV.
Dinamika itu ditandai dengan ketiadaan ortaker. Namun, Prof Musafir Pabbari berani mengambil kebijakan penunjukan Wakil Rektor IV.
"Tanpa ortaker, tanpa remonerasi, tanpa tunjangan, tapi sedikit lebih baik karena saya dipinjamkan mobil," kenang Hamdan.
"Ini hal yang bisa dikapitalisasi. Tidak ada yang melakukan, saya juga tidak mampu.'

"Lalu saya diberi ruang agar bidang IV ini diberi ortaker, dan menjadilah bidang kerja sama dan pengembangan lembaga," sambung Hamdan.
Dalam kesempatan itu, Hamdan juga menyampaikan terima kasih kepada tim penjaringan rektor.
Ia menilai tim memberi ruang kepada siapa saja yang memenuhi syarat untuk mendaftarkan diri sebagai rektor.
"Kita rasakan penjaringan yang kondusif, tidak mengalami polarisasi. Kita bertarung secara sehat."
Menurutnya, persaingan perebutan kursi Rektor UIN Alauddin Makassar berlangsung secara sehat tanpa persaingan yang tegang.
"Rivalitas terkontrol, yang ada hanya candaan. Kompetitor tidak tahu, kalau saya sedang memperagakan politik ketegangan," canda Hamdan yang disambut tawa oleh sivitas akademika yang hadir. (*)