Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Politisi Gerindra Ini Sebut Kebijakan Pemerintah Terkait BBM B30 Merupakan Tipu Muslihat

Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra; Bambang Haryo prihatin atas kebijakan pemerintah yang akan memberlakukan BBM B30

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Suryana Anas
Dok Bambang Haryo
Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra; Bambang Haryo 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra; Bambang Haryo prihatin atas kebijakan pemerintah yang akan memberlakukan BBM B30 atau Bahan Bakar Minyak Biodisel 30 persen.

"Saya sangat prihatin dengan dalih substitusi impor yang menurut saya ini tipu muslihat dan tidak mendasar," kata Bambang via WhatsApp, Kamis (19/7/2019).

Menurutnya, saat ini di Indonesia baru diberlakukan BBM B20.

Baca: Pengusaha BBM Premium Eceran di Selayar Protes Tim Terpadu Pemkab

Baca: Anda Punya Mobil LCGC, Jangan Asal Sembarang Pakai BBM! Bisa Berdampak Mobil Anda Jadi Begini?

Baca: Pertamina: Pendistribusian BBM dan LPG Sudah Pulih Total Usai Bencana Banjir Sultra

"Ini adalah yang pertama di dunia karena semua negara di dunia hanya menggunakan B5, B7 sampai dengan B10," katanya.

Sebut saja Kanada, Malaysia, Argentina, Australia dan lainnya.

"Nah dampak multiplyer effect kenaikan biodiesel di atas 10 persen berakibat fatal terhadap semua mesin industri dan transportasi," ujar Bambang.

Ini dikarenakan minyak biodiesel di atas 10 persen merusak mesin industri & transportasi, ruang bakar kotor, saringan dan injektor cepat rusak, mesin panas dan lainnya.

"Sehingga akan berpengaruh terhadap ekonomi secara keseluruhan," katanya.

Selain itu, subtitusi impor yang dikatakan berpengaruh besar, kenyataannya sangat kecil.

"Karena solar adalah bagian kecil dari impor migas, hanya 4,6 juta ton per tahun, sedangkan total migas kita 50,4 juta ton per tahun," jelasnya.

Untuk diketahui, impor migas Indonesia pun hanya 15 persen dari impor non-migas dimana impor non-migas pada 2018 sebesar 29.868 juta USD Impor non-migas sama dengan 158.842 juta USD.

"Jadi subtitusi biodiesel B20 , B30 dan bahkan B100 pun tidak akan berdampak signifikan terhadap nilai impor kita," ujarnya.

"Ini malah akan berdampak menghancurkan ekonomi kita," katanya.

Di sini terlihat pemerintah dalam pengendalian kapitalis tanpa mementingkan masyarakat secara luas termasuk keselamatan transportasi.(tribun-timur.com)

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @fadhlymuhammad

Baca: Foto-Foto Masa Lalu Pablo Benua Terungkap, Ketahuan Kehidupan Suami Rey Utami Sebenarnya

Baca: Lowongan Kerja BUMN - PT Telkom Indonesia Terima Pensiunan, Cek Syarat Lengkap, Daftar Online

Baca: Air Mata Ali Mochtar Ngabalin Tumpah saat Ajak PKS - Gerindra Gabung ke Pemerintah, Ini Sebabnya

Baca: Kronologi & 5 Fakta Video Mesum IDS Perwira Polda dengan Wanita Muda Didapat Bu Dokter, Reaksi Kabid

Baca: Terungkap Penyebab Pesawat Garuda Angkut Jamaah Haji Kembali ke Makassar Padahal Sudah Terbang 4 Jam

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved