Tugas di Daerah KKB, Begini Pengalaman Brimob Asal Sinjai ini
Beberapa bulan setelah melewati pertambahan usianya, Februari 2019 lalu, ia dikirim ke salahsatu daerah konflik bersenjata di Papua.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Ansar
TRIBUNSINJAI.COM - Tahun ini, usia Febry Zulhaq Wija Prakasa baru menginjak 24 tahun.
Beberapa bulan setelah melewati pertambahan usianya, Februari 2019 lalu, ia dikirim ke salahsatu daerah konflik bersenjata di Papua.
Di Papua, ia bertugas untuk mem-backup Polisi Kewilayahan, dalam rangka antisipasi gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Hal tersebut menjadi pengalaman pertamanya dikirim ke luar Sulawesi, setelah lulus Bintara Polisi tahun 2013 silam.
Pilkada Maros - Jumpa Aksa Mahmud, Devo Khaddafi: No Comment Ya
Apa Itu Formula E? Anies Baswedan Bahkan Terbang ke Amerika Pastikan Jakarta Tuan Tumah di 2020
Libatkan Polisi, Kejari Bantaeng Aksi Donor Darah untuk Warga
Sebelumnya, Febry yang kini berpangkat Brigadir Polisi Satu (Briptu) itu, bertugas di Batalyon C Pelopor Brimob Bone.
Saat dimintai tanggapannya mengenai pengalaman pertama tugas di daerah kriminal bersenjata, Febry mengaku sangat berat.
Bisa dibilang, kata Febri, sejengkal tanah di wilayah tugasnya saat ini, tidak ada yang aman.
Namun, melibatkan Tuhan dalam setiap hembusan nafas, adalah alasan terkuat mengapa ia masih mampu tersenyum.
Terlebih ia mengemban tugas mulia, untuk mencipapkan perdamaian dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Yang Febry rasakan hanyalah perbedaan cuaca antara Sulawesi dan di wilayah tugasnya kini.
Pilkada Maros - Jumpa Aksa Mahmud, Devo Khaddafi: No Comment Ya
Apa Itu Formula E? Anies Baswedan Bahkan Terbang ke Amerika Pastikan Jakarta Tuan Tumah di 2020
Libatkan Polisi, Kejari Bantaeng Aksi Donor Darah untuk Warga
"Untuk sampai ketempat tugas saya ini, harus dua kali naik pesawat kalau dari Jayapura. Disini dingin sekali, kalau siang matahari tak terasa panas," kata Febry, melalui pesan WhatsApp, Senin (15/7/2019).
Polisi berpostur hampir mencapai 180 centimeter itu, mengaku, penyambutan masyarakat setempat juga sangat baik.
Terkadang, ketika ia berjalan ditengah masyarakat, ia banyak mendapat sapaan hangat.
Selain itu, bisa melihat pemandangan alam Indonesia dengan gugusan-gugusan perbukitan, menjadi pengalaman tersendiri bagi Febry.
Perbedaan lainnya, kata pria kelahiran Sinjai itu, jaringan seluler di wilayah tugasnya kini hanya mendukungan untuk 2G atau Edge.
"Ini tugas sebagai abdi negara. Kita siap memberikan pelayanan, kita siap menjaga. Jadi, doakan kami," harap Febri. (TribunBulukumba.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi, IG: @arisandifirki
Follow akun instagram Tribun Timur: