Media Gathering BI Sulsel 2019
Perlukah Suku Bunga Acuan BI Turun? Ini Penjelasan BI Sulsel
Belum ada alasan kuat bagi BI untuk memangkas suku bunga acuan bila ditinjau dari indikator-indikator makroekonomi saat ini.
Penulis: Hasriyani Latif | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan Tribun Timur, @hanipiko
TRIBUN-TIMUR.COM, BALI - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 19-20 Juni memutuskan untuk mempertahankan BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) di angka 6%.
Padahal, sejumlah analis menyebut suku bunga acuan bisa turun dengan melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini.
Lantas mengapa BI tidak menurunkan bunga acuan? Sebenarnya, perlukah suku bunga acuan BI diturunkan?
Deputy Direktur Kantor Perwakilan (KPw) BI Sulsel, Johnson Pasaribu menjelaskan BI terus mencermati kondisi pasar keuangan global dan stabilitas eksternal perekonomian Indonesia dalam mempertimbangkan penurunan suku bunga.
Baca: Puluhan Jurnalis di Makassar Ikut Media Gathering BI Sulsel 2019 di Bali
Baca: BI Sulsel Awasi Grafik inflasi, Fokus Kendalikan 4K
"Kebijakan sejalan dengan penurunan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri," kata Johnson pada pemaparan materi Pelatihan Wartawan bertajuk Peran BI dalam Menjaga Stabilitas Nilai Rupiah dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sulsel di The Stones Hotel, Jl Raya Pantai Kuta, Legian, Bali, Jumat (5/7/2019).
Dengan melihat inflasi, diakui masih ada ruang untuk penurunan suku bunga acuan. "Tapi pelan-pelan, sambil menunggu kondisi ekonomi juga makroprudensial," ujarnya.
Saat ini, kata dia, belum ada alasan kuat bagi BI untuk memangkas suku bunga acuan bila ditinjau dari indikator-indikator makroekonomi saat ini.
Apalagi, penurunan suku bunga acuan bukan satu-satunya cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca: Juni Sulsel Inflasi 0,20%, Tiket Pesawat Deflasi
Baca: Fintech Rajai e-Money Berbasis Server
"Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, bisa dengan menurunkan suku bunga acuan, bisa juga dengan melonggarkan likuiditas. Efeknya sama, untuk likuiditas perbankan. Nah, yang BI lakukan ini sifatnya melonggarkan," tuturnya.
Sementara itu, Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence, Sunarsip menilai langkah BI mempertahankan suku bunga acuan sudah tepat.
"Suku bunga naik atau turun itu pasti ada alasannya. Akan turun kalau sudah saatnya turun," katanya.
Langkah ini, lanjut dia, sebagai antisipasi BI sebagai bank sentral mengingat tekanan likuiditas saat ini sudah berkurang.(*)