Maruf Amin yang Sering Bersarung, Bolehkan Pakai Sarung Jika Sudah Jabat Wakil Presiden?
Maruf Amin yang Sering Bersarung, Bolehkan Pakai Sarung Jika Sudah Jabat Wakil Presiden?
Maruf Amin yang Sering Bersarung, Bolehkan Pakai Sarung Jika Sudah Dilantik Sebagai Wakil Presiden?
TRIBUN-TIMUR.COM,- Joko Widodo akhirnya terpilih kembali menjadi presiden Republik Indonesia (RI) periode kedua.
Joko Widodo atau Jokowi akan didampingi Wakil Presiden Maruf Amin.
Baca: RAMALAN ZODIAK Jumat 5 Juli 2019: Taurus Impulsif, Capricorn Sibuk dan Leo Boros
Baca: Soal SKD & SKB Banyak Dikeluhkan, Pemerintah Siapkan Banyak Soal Baru untuk Tes CPNS 2019
Baca: Daftar 7 Menteri Diprediksi Tetap Dipertahankan Jokowi, Apakah Menteri Susi Pudjiastuti Termasuk?
Baca: Maruf Amin Sebut Ada Jatah Menteri untuk Parpol Koalisi, Kader NU?
Setelah periode sebelumnya didampingi Jusuf Kalla atau pak JK.
Lalu yang menjadi pertanyaan banyak kalangan adalah apakah Maruf Amin masih boleh menggunakan sarung di kesehariannya sebagai Waki Presiden?
Dikutip dari Tribunnews.com, Juru Bicara Wakil Presiden Jusuf Kalla Husain Abdullah mengatakan, tidak ada aturan khusus yang mengatur cara berpakaian seorang presiden dan wakil presiden.
Termasuk, larangan penggunaan sarung.
Namun, kata Husain Abdullah, untuk kegiatan resmi kenegaraan, kepala negara ditetapkan menggunakan baju batik lengan panjang.
Aturan itu tercantum dalam Peraturan Presiden 71/2018 tentang Tata Pakaian dan Acara Resmi Kenegaraan.
Di aturan itu disebutkan, pakaian yang digunakan adalah Pakaian Sipil Lengkap (PSL), pakaian dinas, pakaian kebesaran, atau pakaian nasional.
"Kalau sesuai ketentuan tidak ada yang khusus mengatur pakaian kerja Presiden dan Wapres," kata Husain Abdullah saat dihubungi wartawan, Kamis (4/7/2019).
"Kecuali pada upacara-upacara resmi kenegaraan, biasa ditetapkan Pakaian Sipil Lengkap (PSL) atau Batik Lengan Panjang," sambungnya.
Ia mengatakan, meski sarung belum menjadi pakaian resmi kenegaraan di Indonesia, di sejumlah negara lain sarung telah menjadi pakaian nasional.
Seperti, di Myanmar yang memakai pakaian layaknya sarung yang dipadu jas sebagai atasan.
"Jadi untuk acara resmi kenegaraan sarung belum, termasuk. Tetapi bisa saja lebih fleksibel, misalnya bawahan sarung atasnya jas warna gelap," ujar pria yang kerap disapa Uceng ini.