Gaji Tenaga Keagamaan di Enrekang Capai Rp 2 M
Bupati Enrekang Muslimin Bando mengatakan, para tenaga ahli keagamaan yang direkrut memiliki tiga kompetensi yaitu, mampu jadi imam, khatib, dan guru
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Sudirman
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang, menyiapkan anggaran RP 2 M, untuk tenaga keagamaan.
Hal tersebut untuk mewujudkan misi Kabupaten Enrekang, yang religius.
Baca: Ojol Apresiasi Gojek yang Bergerak Cepat Tangani Keselamatan Driver
Baca: Didorong Bertarung di Pilkada 2020, Ini Tanggapan Ketua STIA Al-Gazali Barru
Bupati Enrekang Muslimin Bando mengatakan, para tenaga ahli keagamaan yang direkrut memiliki tiga kompetensi yaitu, mampu jadi imam, khatib, dan guru mengaji.
"Untuk tahap awal sebanyak 100 tenaga ahli kegamaan, yang bakal digaji sebesar Rp 2 juta perbulan," ujar Muslimin Bando, Selasa (25/6/2019).
Sehingga total anggaran yang disiapkan sebesar Rp 2 miliar, dari dana Anggaran Pemdapatan Belanja Daerah (APBD) 2019.
Para tenaga keagamaan yang direkrut, akan disebar di 100 masjid, dan desa akan diberi insentif.
Saat ini, kesadaran masyarakat untuk membangun masjid sudah sangat tinggi.
Namun kesadaran memberi gaji Imam masjid, dan biaya keagamaan, masih sangat kurang.
Padahal mereka sudah bekerja keras, meluangkan waktu bersama keluarganya untuk mengurus agama, mengurus masjid.
"Jadi tidak adil dan sangat tidak manusiawi, jika kita hanya memberikan insentif 200 sampai 300 ribu perbulan," ujarnya.
Olehnya itu, pihaknya memerintahkan kepada Kabag Hukum, agar segera membuatkan payung hukum demi upaya peningkatan kesejahteraan para Imam masjid di Enrekang.
Namun Ia menegaskan, imam masjid yang akan digaji tersebut syaratnya harus mampu menjadi Imam, jadi patunan, guru ngaji, dan mampu berceramah.
Terpisah Ketua Muhammadiyah Enrekang, KH Kamaruddin Sita, menyambut baik hal tersebut.
Menurutnya, seluruh unsur harus merespon dengan baik langkah itu, dengan memberi dukunga,n dan kerjasama bagi para penggerak dakwah di desa.
“Ini adalah langkah maju, kami berharap penekanan lebih pada manajerial dakwah di desa, pengaturan potensi dakwah di desa," ujar Kamaruddin Sita.