Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wabup Mamasa Tantang Warga Jemaat di Dusun Rantepongko Bentuk Kelompok Tani

Hal itu disampaikan Marthinus Tiranda saat menghadiri oembukaan Bakti Sosial yang diselenggarakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ma

Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Ansar
Semuel/TribunMamasa.com
Marthinus Tiranda 

TRIBUNMAMASA.COM, MAMASA - Wakil Bupati Mamasa, Sulawesi Barat Marthinus Tiranda tantang masyarakat bentuk kelompok tani di Dusun Rantepongko, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa.

Hal itu disampaikan Marthinus Tiranda saat menghadiri oembukaan Bakti Sosial yang diselenggarakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Makassar, Senin (3/6/2019) pagi tadi.

Marthinus mengatakan, pada umumnya, masyarakat Kabupaten Mamasa masih sangat jauh dari kata sejahtera.

Menurut dia, warga gereja dan masyarakat pada umumnya damai, belum sejahtera.

Niat, Tuntunan, Tata Cara Salat Idul Fitri (Ied) dari Takbir hingga Salam, dan Hukum Dengar Khutbah

BKPSDM Bulukumba Diminta Segera Berikan Sanksi untuk Oknum ASN yang Pungli Alsintan

Olehnya itu, untuk meningkatkan ekonomi warga Marthinus meminta agar gereja harus menjadi sumber sejahtera.

"Kalau gereja hanya menawarkan damai, maka kita masih akan sulit gaji pendeta," kata Marthinus.

Alasannya karena menurut dia, derma warga jemaat setiap hari minggu hanya 2.000 rupiah.

"Bukan karena mereka tidak mau menderma, tetapi karena tidak punya untuk dijadikan derma," tuturnya.

"Sekarang, tugas pendeta dan pemerintah memikirkan warga gereja dan masyarakat meningkat secara ekonomi," lanjutnya.

Wabup Mamasa Hadiri Pembukaan Baksos GMKI Makassar

Marthinus menegaskan, warga tidak boleh disusahkan oleh pemerintah dan pemerintah tidak boleh mendiskreditkan warga gereja.

Kata dia, di Desa Tondok Bakaru 90 persen beragam kristen, maka tidak elok ketika membangun ekonomi rakyat dari ekonomi gereja.

"Ini penting karena ketika ekonomi warga meningkat, maka ekonomi gereja juga meningkat," katanya.

Sebagai wakil bupati dan penatua, ia menantang jemaat Rantepongko memberdayakan masyarakat melalui kelompok tani.

"Bikin kelompok tani, saya tidak layani kalau pendeta atau kepala desa yang teken," ucapnya.

Hal itu ditegaskan Marthinus karena dianggap selama ini, kelompok tani ya g terbentuk adalah kelompok tani yang fiktif.

"Pengalaman ada yang bapaknya ketua, mamanya sekretaris dan anaknya yang bendahara," tugasnya.

Ia berjanji akan membantu warga melalui kelompok tani yang nantinya terbentuk.

Laporan wartawan @rexta_sammy

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:

 

Follow juga Instagram Tribun Timur:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved