Komunitas Anglers Kendari Kampanye Wajib Bawa Kantong Plastik di Perahu Pancing
Mereka mengkampanyekan wajibnya para pemancing membawa kantong sampah di perahu pemancing.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Ansar
KENDARI, TRIBUN -- Komunitas pemancing ikan laut (salt water) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, ternyata tak hanya kampanyekan stop illegal fishing di perairan timur Kendari, dan kepulauan Tukang Besi di Laut Banda.
Mereka mengkampanyekan wajibnya para pemancing membawa kantong sampah di perahu pemancing.
"Selain bawa alat pancing, cool box, es batu, dan makanan, kami juga selalu bawa kantong, untuk sampah unorganic," kata Erwin Erwinto, co-founder komunitas Spot BSM (Bahtera Sultra Mancing), kepada Tribun di kawasan taman wisata alam Pulau Labengki, Kecamatan Lasalo, Kabupaten Konawe Utara, Sultra, Jumat (3/5/2019) lalu.
Hal senada juga dikemukakan Tatang Subiantoro dari Poiseidon Fishing Club.
Baca: Eks Anggota Batalyon Yonif 725 KendariTerancam Hukuman Pidana dan Sanksi Militer
Baca: Detik-detik Adrianus Pattian eks Tentara Penculik dan Pencabul 6 Anak di Kendari saat Diamankan
Spot BSM termasuk salah satu komunitas pemancing ikan laut (salt water fishing) terlama di Kendari, 2016.
Sedangkan Poiseidon berdiri tahun 2018 lalu.
Kampanye ini ujar Erwin, adalah inisiatif para pemancing untuk menyelamatkan laut dari sampah plastik.
"Kalau karang dan laut kami bersih, maka ikan karang dan pelagis juga akan biak," kata Erwin yang juga pengusaha print advertising di Kota Kendari ini.
Erwin menyebutkan, sebagian besar pemancing baik recreational dan sport fishing, saat melaut membawa makanan instant dengan kemasan organik. Mie instant, minuman segar, makanan ringan, semuanya berbahan dasar plastik.

Baca: Tim Fortis Juara 1 Lomba Mancing Bontoharu Fishing Turnament
"Kami juga tengah membuat stiker kecil kampanye anti plastik yang ditempel di setiap kabin kapal pemancing," ujarnya.
Di Kendari setidaknya ada 200-an perahu milik nelayan dan pengusaha angkutan antar pulau, yang kerap jadi pelanggan para pemacing, di akhir pekan.
Industri pemancingan juga mulai memberi alternatif pendapatan tambahan bagi nelayan dan usaha angkutan laut.
Dari pantauan Tribun, akhir pekan lalu, setidaknya ada 21-an fishing traveler yang datang untuk memancing di Bandara Halouleo, Kendari.
Kebanyakan mereka dari Makassar, Bali, Surabaya, Jakarta dan kota-kota lain di Kalimantan.
Hingga awal 2019 ini, di Kota Kendari setidaknya tercatat ada 20-an komunitas pemancing.
Baca: Istrahat di Rumah, Motor dan Ponsel Alim Dicuri Maling di Makassar