Hardiknas, Ini Permintaan Mahasiswa Majene
Para mahasiswa menyuarakan 11 tuntutan untuk perbaikan pendidikan di daerah ini.
Penulis: edyatma jawi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAJENE - Solidaritas Perjuangan Mahasiswa Majene (SPMM), menggelar aksi unjuk rasa di kantor bupati Majene, Kamis (2/5/2019).
Unjuk rasa dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, Kamis, 2 Mei 2019.
Baca: Enam Mahasiswa Prodi Seni Rupa Unismuh jadi Penyelenggara Pameran Anomali
Baca: TRIBUNWIKI: Dinyatakan Bangkrut dan Banyak Utang, Ini Profil Supermodel Erin Heatherton
Para mahasiswa menyuarakan 11 tuntutan untuk perbaikan pendidikan di daerah ini.
Koordinator Aksi Andi Satria Maulana menyampaikan, tuntutan mahasiswa yang pertama yakni pemanfaatan tenaga kerja guru dari putra asli daerah.
Apalagi banyak guru yang tidak efektif mengajar. Kebanyakan guru ditugaskan di daerah yang bukan tempat tinggalnya khususnya di Kecamatan Ulumanda.
Guru yang ditugaskan diwilayah pegunungan jarang datang mengajar. Selain itu, akses jalan ke daerah ini sangat rusak.
"Karena kebanyakan tenaga pendidiknya dari luar, kondisi jalanan rusak, makanya guru jarang masuk mengajar," ujar Satria.
Tuntutan kedua, mahasiswa mendesak pemerataan pendidikan di Majene. Sebab selama ini, pengembangan pendidikan khususnya infrastruktur hanya terfokus di perkotaan, Kecamatan Banggae dan Banggae Timur. Sementara kecamatan lain, kurang diperhatikan.
Mahasiswa juga meminta peningkatan kualitas tenaga pendidik. Itu dinilai sebagai kunci untuk menggenjot mutu pendidikan di daerah ini. Apalagi Majene merupakan pusat pelayanan pendidikan di Sulbar.
Tuntutan keempat, mahasiswa meminta pemerintah mengontrol peredaran miras. Saat ini dinilai miras tidak terkontrol dan bebas terjual. Bahkan pelajar pun dengan mudah mendapatkan miras.

Desakan kelima, mahasiswa Majene mendesak pengadaan bus sekolah. Saat ini kebanyakan bus sekolah rusak dan jarang beroperasi. Seperti di Kecamatan Pamboang, Sendana, Tammerodo Sendana, Tubo Sendana, Malunda hingga Ulumanda. Padahal fasilitas itu sangat dibutuhkan untuk pelajar.
"Bus sekolah juga jarang beroperasi dengan alasan, tidak ada pembeli solar dan tidak tersedia gaji sopir," katanya.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: