Tumbang di Dapil III, Ahmad Aco: Saya Kalah Secara Terhormat
"Politik uang menciderai demokrasi kita. Ada oknum yang tidak percaya dengan kemampuannya. Makanya mereka mengandalkan uang saja," katanya.
Penulis: Ansar | Editor: Hasrul
TRIBUN-MAROS.COM, BANTIMURUNG - Seorang Calon Legislatif (Caleg) dari daerah pemilihan (dapil) tiga Maros, Ahmad Aco mengaku kalah dalam pertarungan perebutan kursi di DPRD Maros.
Aco legowo menerima kekalahannya saat bertarung di Kecamatan Bantimurung, Camba, Cenrana, Simbang, Camba dan Mallawa.
Baca: VIDEO: Detik-detik Mobil Terbakar di Jalan Ahmad Yani Parepare
Baca: Intip Perolehan Suara NasDem di Dapil Luwu Utara 3, Perolehan Dua Caleg Ketat
Meski kalah, namun Aco tidak mempersoalkannya. Ia telah membuktikan, tanpa politik uang, peserta Pemilu juga mampu mendapatkan ratusan suara.
"Saya kalah. Tapi bagi saya, itu kekalahan secara terhormat. Saya tidak pernah berpolitik uang. Jadi ratusan suara yang saya dapat, itu hasil kerja keras. Bukan karena uang," kata Aco, Kamis (25/4/2019) malam.
Aco menyampaikan, berdasarkan survei internalnya, ada Caleg yang menggunakan cara politik uang, namun suaranya tetap dikalah.
Karyawan Bosowa Semen tersebut, menyampaikan, biaya yang dikeluarkan hanya untuk operasional tim sukses. Namun untuk politik uang, Aco tidak menyiapkannya.
Baca: Kotak Suara Dibuka di Kantor Desa Lero Pinrang, LKP Tuntut Bawaslu Lakukan PSU
"Untuk apa kita kampanye tolak politik uang, jika masih saja menghalalkan cara itu. Saya kampanye tolak politik uang, karena memang mau komitmen," kata Aco.
Aco mengaku prihatin dengan kondisi politik uang yang terjadi di Maros. Oknum caleg tidak komitmen untuk menciptakan demokrasi tanpa kecurangan.
Praktik politik uang tersebut, menciderai demokrasi di Indonesia, khususnya Maros. Senjumlah pihak rutin kampanye tolak politik uang, namun faktanya hal iu tidak terjadi.
"Politik uang menciderai demokrasi kita. Ada oknum yang tidak percaya dengan kemampuannya. Makanya mereka mengandalkan uang saja," katanya.
Oknum tidak menjalankan sistim demokrasi. Mereka mengajarkan kepada warga, untuk berbuat curang.
Pertarungan di Maros, terkesan mengandalkan materi saja. Sementara, kredibilitas dikesampingkan. Pemilik modal terbanyak, berpotensi terlilih.
"Banyak petarung yang mengandalkan materi saja. Sementara elektabilitasnya tidak ada. Makanya, jangan heran jika yang terpilih nantinya, jarang didapatkan di kantornya," katanya.
Kader Partai Bulan Bintang (PBB) tersebut, menyampaikan, politik uang menjadi topik pembahasan di Maros.
Namun anehnya, tidak satupun pelaku yang kedapatan, lanjut pada proses pemberian sanksi.
Laporan Wartawan TribunMaros.com, @anchakaumanshar
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: