Perolehan Suara Lampaui Target, Pemuda Lau Klaim Duduk di DPRD Maros
Seorang pemuda Lau, Rahmat Hidayat optimis lolos sebagai anggota DPRD Maros. Rahmat Hidayat mengklaim meraih 3.362 suara pada Pemilu lalu.
Penulis: Ansar | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN MAROS.COM, LAU - Seorang pemuda Lau, Rahmat Hidayat optimis lolos sebagai anggota DPRD Maros.
Rahmat Hidayat mengklaim meraih 3.362 suara pada Pemilu lalu.
Baca: Nunggak Pajak Rp 500 Juta, Pemkab Maros Data Ulang Randis
Baca: Bawaslu Minta Nyoblos Ulang di Mandai Digelar 25 April, Begini Reaksi Ketua KPUD Maros
Capaian perolehan tersebut, berdasarkan hasil rekapitulasi suara melalui format C-1 diperoleh saksi di 165 TPS di Dapil II Maros.
Pemuda yang bertarung di Kecamatan Lau dan Bontoa tersebut, mengendarai Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Kami optimis duduk di parlemen. Berdasarkan data C1 dari saksi TPS, kami meraih 3362 suara. Ini membuktikan, anak muda juga bisa," kata Rahmat, Rabu (24/4/2019) siang.
Capaian tersebut berkat bantuan dan dukungan dari tim sukses, keluarga, kerabat, simpatisan dan relawan.
Tim telah berkerja keras untuk mendudukan pemuda di parlemen.
Dia apresiasi semua tim yang telah bekerja dan berjuang dengan hasil maksimal.
Berkat kerja kerasnya, hasil yang dicapai memuaskan.
"Tim telah bekerja, berjuang dan berdoa. Sehingga kita memetik hasil maksimal. Ini merupakan kemenangan kita bersama. Saya tidak bisa mencapai hal ini tanpa tim," katanya.
Rahmat menekankan kepada seluruh tim untuk tetap mengawal perolehan suara yang telah diraih, hingga hasil putusan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Mari kita bersama-sama kawal suara hingga putusan resmi KPU," katanya.
Saat maju bertarung, Rahmat hanya menarget 2.000 suara. Namun capaian melampui taget tersebut.
Dia termotivasi menjadi anggota DPRD Maros, karena ingin melanjutkan dan mengembangkan pembangunan di dapil dua, khususnya yang menyangkut kepemudaan dan kesejahteraan.
"Saya mau maju untuk perjuangkan aspirasi pemuda dan warga yang selama ini kurang diperhatikan. Masih banyak warga kurang mampu di dapil dua. Itu disebakan, karena aspirasinya tidak pernah tersalurkan," katanya.