Gubernur Tunjuk 3 Calon Pj Wali Kota Makassar, Netizen Makassar: Tak Berprestasi
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM — Gubernur Sulsel Prof Dr Nurdin Abdullah (NA) resmi merekomendasikan ke pusat calon Pj Wali kota Makassar
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Muh. Irham
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM — Gubernur Sulsel Prof Dr Nurdin Abdullah (NA) resmi merekomendasikan ke pusat calon Pj Wali Kota Makassar pengganti Danny Pomanto, Kamis (18/4/2019).
Ketiga calon tersebut adalah; Kadis Kelautan dan Perikanan Sulsel Sulkaf Latief, Kepala Balitbanda Sulsel Dr Iqbal Suhaeb, dan Staf Ahli Gubernur Denny Irawan.
Ada yang menarik saat NA mengupload foto saat memutuskan tiga calon Pj Wali Kota Makassar tersebut, bukannya mendapat pujian, tapi sejumlah netizen Makassar menulis bahwa keputusan mengambil tiga pejabat tersebut dinilai NA hanya mengutamakan keinginan dibanding kebutuhan warga di Makassar.
“Pak gubernur Nurdin Abdullah memilih Pj walikota... bukan karena kebutuhan tapi karena keinginan...ya...
Makassar itu bukan bantaeng pak, butuh penjabat yng cerdas, figur yang tegas, integritas kuat, dan visioner... kalo ini yg tiga pak yg bapak tunjuk tidak ada yg luar biasa pak...,” tulis akun @dahliah di sub comment status akun resmi Nurdin Abdullah @nurdinabdullah di Facebook.
Sementara itu @ayuanggriani di sub comment Nurdin Abdullah mengatakan; “ya, persoalannya ini ibu kota provinsi... butuh figur yang mumpuni, berkarakter, tegas dan visioner...pedagang kaki lima di depan Almarkaz ga bs drngan senyuman, nda bs dengan tanda pangkat di dada...butuh org tegas dan influncer (berpengaruh) utk bekerja selama 1 tahun 9 bln,” tulisnya.
Sekadar diketahui, sebelum memutuskan untuk memilih tiga pejabat tersebut, NA melakukan presentasi atau menyeleksi 12 pejabat pemprov; antara lain; Kepala BPsdM Imran Jausi, Kepala Dinas Pendidikan Irman Yasin Limpo, Kepala Perindustrian Ahmadi Akil, Kepala Dinas Tataruang Andi Bakti dan lain sebagainya.
Irman Yasin Limpo mengusung digitalisasi pelayanan publik secara mendasar misalnya pengangkutan sampah lengkap dengan sistem pelaporan dan pengaduan dengan basis electronic services dan lain sebagainya.
Andi Bakti mengusung penguraikan kemacetan dengan teknis shifting kerja Pemkot Makassar dan lain sebagainya. Sementara Ahmadi membawa program Makassar menuju kota industrialisasi dengan basis 4.0.(*/tribun-timur.com)
