Warga Pertanyakan Transparasi Keuangan Bumdes Salenrang Maros, Ini Kata Pengelola
Pengelola BUMDes Salenrang, Maros, Asri Siregar, keberatan dengan adanya warga yang mempertanyakan transparasi pengelolaan angggaran
Penulis: Ansar | Editor: Suryana Anas
TRIBUN MAROS.COM, BONTOA - Pengelola BUMDes Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Asri Siregar, keberatan dengan adanya warga yang mempertanyakan transparasi pengelolaan angggaran.
Mempertanyakan transparansi pengelolaan anggaran Bumdes, dinilai pencemaran nama baik.
"Anda jangan asal mencomot berita tanpa konfirmasi. Jika anda meminta Lpj Bumdes kami siap menyampaikan. Anda bisa dikenakan kasus pencemaran nama baik," kata Asri melalui pesan WhatsApp, Sabtu (13/4/2019) siang.
Baca: Amankan TPS, Polisi Pengamanan Pemilu di Maros Dilengkapi Senjata Jenis Ini
Baca: Basarnas Palu Siaga Gempa Banggai Kepulauan, Siapkan Alat Ekstrikasi
Baca: Kepala BPBD Sulteng: Belum Ada Laporan Kerusakan Akibat Gempa Banggai Kepulauan
Baca: Gempa Guncang Banggai Kepulauan, Soroako Luwu Timur Mati Lampu
Meski keberatan, Asri menjelaskan, Bumdes di Desa Salenrang menerima dana penyertaan modal dari pemerintah desa, pada pertengahan tahun 2017 lalu.
Anggaran tersebut diterima secara bertahap dengan beberapa kali transfer. Adapun nilainya secara keseluruhan sampai akhir 2018 masih jauh dibawa Rp 200 juta.
"Untuk setoran perahu jolloro, Bumdes Desa Salenrang hanya mengelola satu unit. Perahu satu itu, pengadaannya dari dana penyertaan modal pemerintah desa tersebut," kata Asri.
Selama ini pihaknya, hanya menerima setoran bagi hasil dari perahu jolloro milik bumdes tersebut.
Terkait dana sebesar Rp 50 juta yang disetor warga, Asri tidak mengetahui hal tersebut. Alasannya, Bumdes tidak pernah menerima.
"Kemungkinan itu PAD yang disetorkan langsung ke pemerintah desa, bukan untuk Bumdes," katanya.
Sebelumnya, warga Rammang-rammang, Desa Salenrang, Maros, kecewa dengan sikap pengelola Bumdes. Pengelola Bumdes dinilai tidak transparan tiga tahun terakhir.
Seorang warga, Ilham mengatakan, sejak tahun 2016 sampai 2018, Bumdes mengelola anggaran sekitar Rp 200 juta. Namun hasil anggaran Bumdes, hanya Rp 2 juta.
Keuntungan tersebut telah dibuatkan laporan pertanggungjawaban oleh Bumdes. Namun hanya keuntungan saja yang disampaikan. Sementara Rp 200 juta, tidak diketahui kucurannya.
"Kami heran, kok anggaran Rp 200 juta yang dikelola Bumdes hanya menghasilkan Rp 2 juta saja. Itu dalam kurung waktu tiga tahun. Kami curiga, ada apa-apanya," kata Ilham.
Saat Lpj, Bumdes juga tidak menjelaskan rincian jenis usaha yang dikelola. Serta keuntungan dan kerugian setiap jenis usaha yang dijalankan.
Pengelolaan anggaran Bumdes terkesan dirahasiakan. Sementara warga sekitar juga tidak tahu jenis usaha tersebut. Warga baru mengetahui ada usaha, saat Lpj.
"Apa jenis usaha yang dikelola Bumdes. Kalau ada untung di masing-masing usaha, harus disampaikan kepada warga. Begitu juga dengan kerugian. Tapi hal itu tidak dilakukan," katanya.
Laporan Wartawan TribunMaros.com, @anchakaumanshar
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur:
11
A