Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

LAPAR Sulsel-KPU Makassar Ajak Generasi Millenial Perangi Golput

Direktur Lapar, Muhammad Iqbal Arsyad menyampaikan sosialisasi ini merupakan sosialisasi ke-4 bersama KPU Kota Makassar.

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasrul
HANDOVER
Lembaga Advokasi Pendidikan Anak Rakyat (Lapar) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar melakukan sosialisasi di Gedung NU Lantai 5, Jl Perintis Kemerdekaan, Jumat (12/4/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Lembaga Advokasi Pendidikan Anak Rakyat (Lapar) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar gencar melakukan sosialisasi dalam meningkatkan partisipasi pada Pemilu 2019.

Kali ini, kedua organisasi ini menggandeng Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat UIM Cabang Metro Makassar, di Gedung NU Lantai 5, Jl Perintis Kemerdekaan, Jumat (12/4/2019).

Baca: TRIBUNWIKI:Terseret Kasus Seungri, Go Jun Hee Ambil Langkah Hukum, Siapa Dia?

Direktur Lapar, Muhammad Iqbal Arsyad menyampaikan sosialisasi ini merupakan sosialisasi ke-4 bersama KPU Kota Makassar yang bertemakan “KPU Goes To Campus, Generasi Milinenial Say No to Golput” untuk mendongkrak partisipasi generasi Milenial dalam pemilu 2019 ini.

Menurutnya partisipasi warga negara dalam Pemilu cerminan kualitas demokrasi ke depan.

Baca: Gempa 6,9 Guncang Sulteng, Warga Diimbau Jauhi Pantai Morowali dan Banggai Kepulau

"Ketika partisipasi rendah maka kualitas dari demokrasi pun akan buruk" kata Iqbal.

Kegiatan ini menghadirkan, tiga narasumber yakni, Komisioner KPU Makassar, Endang Sari, Peneliti Litbang Agama Makassar, Syamsulrijal Adhan dan Akademisi UIM, Muhajir.

Baca: Edisi Kedua Sebar Kisah Theory of Discoustic Akan Digelar di Kota Makassar

Komisioner KPU Makassar, Endang sari menjelaskan, posisi generasi Milenial seharusnya aktif dalam proses politik tidak hanya sekadar datang memilih namun juga ikut dalam mengawal prosesnya.

"Milenial menjadi pemilih yang cerdas, aktif dalam proses-proses politik. Bukan cuma sekadar datang dan memilih, tetapi mengawal proses tersebut," tutur Endang.

Baca: Bawaslu RI Sebut 15 Daerah Rawan Pemilu, Saiful Jihad: Sulsel Cuma Katergori Sedang

Muhajir akademisi UIM dalam kegiatan ini menyampaikan bahwa ukuran demokrasi dimasa mendatang tergantung pada dukungan generasi milenial dalam prosesnya hari ini.

Syamsulrijal Peneliti Litbang menegaskan, dalam proses pemilihan kita harus memiliki komitmen dan memahami konsekuensinya baik untuk negara maupun diri sendiri, sikap Golput tidak lagi relevan untuk kondisi saat ini.

Baca: Bawaslu Sulawesi Tengah Fokus Pengawasan Politik Uang di Masa Tenang

"Dalam proses pemilihan, kita harus punya komitmen, posisi dan pilihan, dengan segala macam konsekuensinya. Baik untuk negara dan diri kita. Sikap untuk tidak memilih, bukan lagi suatu sikap yang relevan untuk kondisi saat ini," kata Rijal.(*)

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:

Follow juga Instagram Tribun Timur:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved