Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pembunuhan Karyawati UNM

Ternyata ini yang Dilakukan Zulaeha hingga Buat Dosen UNM Wahyu Jayadi Emosi hingga Nekat Membunuh

Kombes Pol Farid Amansyah menuturkan, Wahyu nekat menghabisi nyawa Siti Zulaeha Djafar karena emosi dan tersinggung dengan harga dirinya

Editor: Anita Kusuma Wardana
Youtube
Ternyata ini yang Dilakukan Zulaeha hingga Buat Dosen UNM Wahyu Jayadi Emosi hingga Nekat Membunuh 

TRIBUN-TIMUR.COM-Tersangka pelaku pembunuhan Staf Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) Universitas Negeri Makassar, Siti Zulaeha Djafar, Dr Wahyu Jayadi menjalani pemeriksaan kejiwaan di RS Bhayangkara, Selasa (27/3/2019) kemarin.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, tim psikiatri mengungkapkan motif Wahyu Jayadi tega membunuh Zulaeha yang tak lain adalah rekan kerja, tetangga, dan sama-sama berasal dari Kabupaten Sinjai.

Kepala RS Bhayangkara, Kombes Pol Farid Amansyah menuturkan, Wahyu nekat menghabisi nyawa Siti Zulaeha Djafar karena emosi dan tersinggung dengan harga dirinya.

Baca: Lepas Mahasiswa Peserta KKN 2019, Rektor UNM Prof Husain Syam: Jaga Nama Baik Lembaga

Baca: Dosen UNM Tersangka Pembunuh Siti Zulaeha Jalani Pemeriksaan Kejiwaan

Baca: 5 Fakta Terbaru Dosen UNM Wahyu Jayadi Bunuh Siti Zulaeha Djafar, yang Dilakukan Istri & Anak Pelaku

Farid Amansyah menyebut, emosi Wahyu Jayadi memuncak ketika korban menamparnya.

Ia pun membalas dengan mencekik leher korban hingga tewas.

"Jadi motifnya tersinggung dan harga diri," kata Kombes Pol Farid Amansyah dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun, Selasa (26/3/2019).

Namun perwira tiga melati ini enggan menyebut seperti apa bentuk ketersinggungan harga diri Wahyu Jayadi hingga nekat menghabisi nyawa Zulaeha.

Polres Gowa dalami motif pembunuhan dengan membawa Wahyu Jayadi jalani pemeriksaan psikologis di RS Bhayangkara, Makassar, Selasa (26/3/2019)
Polres Gowa dalami motif pembunuhan dengan membawa Wahyu Jayadi jalani pemeriksaan psikologis di RS Bhayangkara, Makassar, Selasa (26/3/2019) (tribun timur/muhammad abdiwan)

Menurutnya, hasil pemeriksaan secara detail adalah rahasia medis seseorang yang dijamin undang-undang.

"Kecuali atas permintaan hakim atau pro justisia dapat disampaikan detailnya," kata Kombes Pol Farid Amansyah menyambung.

Farid Amansyah menambahkan, Wahyu Jayadi sempat panik usai membunuh.

Ia pun berupaya melakukan tindakan untuk merekayasa kejadian yang sesungguhnya.

Namun dalam pemeriksaan mendalam tim psikiatri dan Biddokkes Polda Sulsel, Wahyu Jayadi akhirnya mengakui melakukan pembunuhan karena emosi dan tersinggung.

Diketahui, pemeriksaan psikologis ini dilakukan atas permintaan penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Gowa.

Pemeriksaan ini adalah bagian dari Scientific Crime Investigation (SCI) untuk mendalami personal Wahyu Jayadi dan mendalami motif pembunuhan.

Sempat Ditemukan Tidur di Kampus

Dr Wahyu Jayadi, tersangka pembunuh Siti Zulaeha, disebut sempat mencari gunting kuku sebelum jenazah Zulaeha ditemukan, Jumat (23/3/2019) sang

"Pagi-pagi sempat ia (Wahyu) cari gunting kuku," ujar salah satu karyawan UNM yang enggan disebut namanya, saat ditemui di gedung Phinisi UNM, Selasa (26/3/2019).

Kata saksi, pagi-pagi sekitar pukul 06.00 Wita, Jumat (22/3) pagi, Kepala UPT UNM Dr Wahyu sempat mencari gunting kuku di sekitaran basemen parkir gedung Phinisi.

"Tapi karena tidak ada, yang bersangkutan langsung mencari diluar. Katanya mau beli di kios, tidak tahu gunting kuku itu untuk apa," jelas saksi kepada tribun-timur.com.

Mayat Siti, karyawati Sub Bagian Rumah Tangga, ditemukan warga Jl Pattalasang, Gowa, tepat depan Perumahan Zarindah, Gowa, sekitar pukul 09.30 Wita, pagi itu.

Baca: Kalimat yang Bikin Wahyu Jayadi Emosi Lalu Cekik Sitti Zulaeha? Ini Penjelasan Karumkit Bhayangkara

Baca: VIDEO: Begini Penjelasan Kuasa Hukum Wahyu Jayadi Soal Pemeriksaan Kejiwaan

Baca: Polisi Ungkap Motif Wahyu Jayadi Bunuh Siti Zulaeha Djafar Usai Tes Kejiwaan, Tak Tahan Lagi

Beredar melalui media sosial, foto Wahyu Jayadi foto bareng dengan Siti Zulaeha Djafar dan dua orang lainnya
Beredar melalui media sosial, foto Wahyu Jayadi foto bareng dengan Siti Zulaeha Djafar dan dua orang lainnya (HO)

Salah satu pegawai UNM, Alamsyah (42) mengaku, Wahyu memang menginap di mobilnya yang terparkir pada lantai dasar gedung Phinisi, Jl AP Pettarani, Makassar.

"Jadi pagi itu saya lihat mobilnya parkir di parkiran bawah, ternyata ada pak Wahyu jadi langsung saya pukul mobil dan dia ini kaget, katanya sakit giginya," ungkapnya.

Saat Alamsyah membangunkan Dr Wahyu sekitar pukul 08.20 Wita, belum ada informasi terkait penemuan mayat Siti Zulaeha di Poros Pattalasang, Kabupaten Gowa.

Alamsyah sempat ke lantai 10 gedung Phinisi lalu ke lantai 4 untuk merokok.

Tak lama, ia kembali bertemu dengan Wahyu yang mengeluhkan badannya sakit.

"Disitu dia (Wahyu) bilang sakit semua itu badannya, dia panggil petugas kebersihan untuk pijit, tidak lama fotonya almarhum masuk di whatsapp-nya," jelas Alamsyah.

,Wahyu dan Alamsyah yang sempat melihat isi pesan itu kaget, karena nomor plat mobil korban dan juga foto jenazah tersebar di akun sosial media (Sosmed).

"Dari situ kita langsung ke ruang kerjanya ibu Sula (nama akrab korban di UNM) agar mencari infonya, disitu kami tidak terlalu perhatikan pak Wahyu," ujar Alamsyah.

Rumah Wahyu Kosong Melompong

Rumah Wahyu Jayadi kini kosong. Pantauan Tribun Timur tak ada lagi penghuni yang tinggal.

Halaman rumah tampak berdebu. Pintu tertutup rapat dilengkapi pengaman besi. Ada sejumlah sepeda yang terparkir.

Rumah yang beralamat di Blok E Nomor 17 Perumahan Sabrina Regency ini dulunya dihuni enam orang.

Antara lain Wahyu Jayadi, sang istri, serta empat anaknya. Ada pula pembantu rumah tangga yang hadir setiap pagi.

Rumah Wahyu Jayadi kini kosong. Pantauan Tribun Timur tak ada lagi penghuni yang tinggal.
Rumah Wahyu Jayadi kini kosong. Pantauan Tribun Timur tak ada lagi penghuni yang tinggal. (Ari Maryadi/Tribun Gowa)

Dua mobil yang setiap hari terparkir di halaman, kini sudah tidak ada lagi. Satu mobil Excudo disita polisi di Mapolres Gowa.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, istri dan empat anak Wahyu Jayadi pergi meninggalkan rumah pada Jumat (22/3/2019) sore lalu.

Mereka pergi meninggalkan rumah selang beberapa jam ketika tersiar kabar kematian Siti Zulaeha Djafar, tetangganya.

Sejak hari itu, mereka tak pernah lagi kembali. Rumah Wahyu sudah empat kosong melompong.

Sementara di bagian sebelah kiri, tampak sejumlah karangan bunga terpajang. Karangan bukti itu adalah ucapan bela sungkawa terhadap Siti Zulaeha Djafar.

Rumah Wahyu Jayadi dan Siti Zulaeha Djafar memang bersebelahan. Jaraknya sekitar lima meter.

Wahyu Jayadi diketahui berprofesi sebagai dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.

Dalam aktivitas kesehariannya, Wahyu meninggalkan rumah setiap pagi sekitar pukul 06:30 Wita. Begitupun istri dan keempat anaknya.

Petugas Satpam Perumahan Sabrina Regency menuturkan, Wahyu biasanya baru pulang pada malam hari sehabis petang.

Kini Wahyu Jayadi mendekam di Sel Tahanan Mapolres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru. Ia ditahan sejak Minggu (24/3/2019) lalu.

Sementara istri dan keempat anaknya kabarnya pulang ke rumah orang tuanya.

Kronologi Lengkap versi Polisi

Berikut kronologis lengkap pembunuhan yang dilakukan Wahyu Jayadi berdasarkan keterangan yang disampaikan Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga.

Kamis (21/3/2019)

- 17.00 Wita melalui telepon dan whatsApp, korban mengajak pelaku bertemu di parkiran Telkom JL AP Pettarani. Niat untuk ceritakan suatu masalah. Mereka menggunakan kendaraan masing-masing. Wahyu mengendarai Suzuki Escudo 4 WD off road, Sulaihan mengendarai Daihatsu Terios biru DD 1472 AM.

- Sekitar 18.00 pelaku dan korban bergerak ke Kompleks Ruko Perum Permata Sari di Jl. Sultan Alauddin-Makassar. Mereka masih menggunakan mobil masing-masing. 

- Sesaat kemudian pelaku memarkir mobilnya depan sebuah warkop. Ia naik ke mobil korban dengan posisi pelaku di kursi driver dan korban di kursi sampingnya.

- Pelaku dan korban jalan ke arah Gowa dengan rute acak dan kecepatan rendah. Keduanya saling berdialog ringan tanpa emosi

- Pukul 19.30 Wita terjadi cekcok di sepanjang jalan pinggiran Danau Mawang, Pattalassang. Cekcok ini dipicu bahasa korban yang mencampuri pribadi pelaku. Korban lalu menampar pipi pelaku.

- 20.05 Wita pelaku emosi dan hentikan kendaraan di Jl STPP Bontorannu, Gowa. Pelaku yang emosi lakukan kekerasan fisik berkali-kali terhadap korban sehingga korban meninggal dunia.

- Pelaku panik dan mencari tempat untuk tinggalkan mobil di TKP depan ruko gudang Perum Bumi Zarindah, Dusun Japing Pattallassang, Gowa, sekitar 17,9 km dari kampus UNM.

- Pasca parkir, pelaku pasangkan seat belt ke leher korban, turun dari mobil dalam kondisi mobil sentral lock dan kunci di tinggal di jok driver

- Pelaku sadar telepon seluler korban masih di dalam. Pelaku memutuskan ke sisi pintu korban, lempar batu sehingga kaca pecah dan lanjut ambil telepon seluler korban

- Pelaku terkena pecahan kaca pada tangan sehingga tangan pelaku alami luka dan keluarkan darah

- Pasca ambil hp korban, pelaku tinggalkan TKP dengan menumpang motor orang melintas menuju Makassar. 

Jumat (22/3/2019)

- 08.30 mobil dan jenazah ditemukan saksi RL

- 11.30 Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga memimpin langsung olah tkp bersama Tim Inafis dan Tim Dokfor Polda Sulsel. Tim memukan bercak darah pada pintu depan kanan mobil sehingga disimpulkan pelaku alami luka setidaknya pada bagian tangan.

- 13.00 pelaku dan teman-teman kantor korban ke RS Bhayangkara untuk melihat jenazah korban

- Pelaku bertemu penyidik dan luka pada tangan pelaku menjadi indikator awal penyidik interogasi pelaku. Saat itu pelaku masih mengelak seolah luka pada tangan pelaku adalah luka lama

- Pelaku selanjutnya diinterogasi mendalam oleh penyidik Polres Gowa

(Darul Amri/Ari Maryadi/Tribun Timur)

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :

Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved