VIDEO: Kisah Alimuddin, Warga Selayar Bertahan Hidup dengan Mengumpulkan Kayu Bakar
Kayu bakar tersebut kiriman dari pulau lalu terdampar di Bibir Pantai, Jl Metro, Kabupaten Kepulauan selayar
Penulis: Nurwahidah | Editor: Suryana Anas
TRIBUNSELAYAR.COM, BENTENG -Alimuddin (60) warga selayar yang bertahan hidup hanya dengan mengumpulkan kayu bakar.
Kayu bakar tersebut kiriman dari pulau lalu terdampar di Bibir Pantai, Jl Metro, Kabupaten Kepulauan selayar, Sulawesi Selatan.
Meski usianya kini tidak muda lagi, tapi semangat yang dimiliki masih berkobar. Kekuatan apa lagi yang dipunya selain bersabar.
Baca: Ketua Bawaslu Jeneponto Lantik Tiga Panwaslu Kecamatan Hasil PAW, Ini Nama-namanya
Baca: Pemkab Luwu Belum Bayarkan Gaji Bidan Desa PTT Terangkat PNS 2018 Lalu, Ini Upaya Wabup
Baca: Lowongan Kerja BUMN untuk SMA dan S1 Semua Jurusan Login & Buat Akun di rekrutbersama.fhcibumn.com
Pantuan Tribunselayar.com, Jumat (8/3/2019).
Alimuddin, menggunakan baju warna abu-abu bercorak putih, celana warna hitam dan kepala dibalut topi warna merah.
Saat memikul kayu, ia terlihat lelah, berjalan dengan pelan dengan membawa kayu hingga ke daratan.
Terik matahari menerpa kulitnya yang sawo matang, tumpukan sampah plastik pun tak menjadi kendala baginya untuk berhenti mengumpulkan kayu hingga cukup satu truk lalu dijual.
"Satu mobil truk kayu bakar dijual dengan harga Rp 400 ribu. Uang inilah digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari,"katanya.
Menurutnya, mengumpulkan kayu seperti itu merupakan pekerjaan yang berat. Tapi mau bagaimana lagi tidak ada kerjaan lain.
Lelaki yang hanya lulusan Sekolah Dasar ( SD), itu mengaku jika mengumpulkan kayu agar cukup satu truk maka memakan waktu satu minggu.
"Kegunaan kayu ini dibuat untuk bahan bakar pembuatan batu bata," ujarnya.
Sebelum Alimuddin meninggalkan rumah panggungnya di Jl Pahlawan dan berangkat cari kayu maka
tak lupa menyeruput secangkir kopi.
"Saya minum kopi baru berangkat ke sini dengan jalan kaki,"tuturnya.
Ia datang ke lokasi mulai jam pukul 07.00- 11.00 Wita. Lalu pulang istirahat selanjutnya datang lagi jam 15.00-18.00 Wita.
Meski demikian ia tidak sendiri mengumpulkan kayu, ada beberapa temannya tapi di lokasi yang berbeda.
"Satu mobil truk kayu bakar dijual dengan harga Rp 400 ribu. Uang inilah digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari," katanya.
Simak videonya (*).
Laporan Wartawan TribunSelayar.com, Nurwahidah, IG: @ nur_wahidah_saleh
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
A