Saling Sindir Grab & GoJek di Twitter, 'Daripada Grep,Lebih Pasti Go to Pelaminan'
saling sindir ojek online Grab dan GoJek terjadi dunia maya Twitter. Cuitan itu dimulai dari Grab yang lalu dibalas GoJek
Penulis: Waode Nurmin | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM - Sebagai aplikasi ojek online yang kini sudah jadi bagian dari aktivitas warga Indonesia, Grab dan GoJek tentu harus pintar-pintar merebut hati pelanggannya.
Tak hanya promo melalui aplikasi masing-masing, tapi juga lewat media sosialnya.
Lalu bagaimana jadinya jika cara promosi itu menyindir rivalnya? meski hanya sebatas candaan.
Seperti yang terpantau di Twitter Grab @GrabID Jumat 15 Februari kemarin.
Baca: TRIBUNWIKI: Didirikan Anak Muda Indonesia, Sejarah Terbentuknya GoJek
Baca: Grab Mulai Program GrabFood Juara Kuliner di Makassar
Sontak status Grab itu ramai komentar.
Cuitan grab yang bertuliskan, "Aku lebih suka grab daripada Go, karena aku punya cita-cita untuk meng-grab hatinya dan menjaganya agar jangan sampai dia go."
Cuitan itu terlihat seperti menyindir Gojek.
Meski tanpa nada mengejek dan merendahkan, tapi rupanya GoJek membalas dengan memberikan jawaban yang juga mengundang tawa.
Dan tak kalah bikin baper.
GoJek pun membalas dengan memberikan komentar yang juga buat ngakak

Gojek langsung mem-posting cuitannya
"Aku lebih suka go daripada grep, karena go itu lebih pasti go to pelaminan daripada cuma grep-grep doang tapi gak dinikahin".
Spontan saja netter ribut. Bahkan ada yang menunggu detik-detik perkelahian antara keduanya. Lucu yah.
Baca: Garuda Indonesia Jajaki Kerja Sama dengan Gojek
Baca: Video Viral Motornya Dirusak Pacar Karena Ditilang, Grab Tawarkan Ride Gratis untuk Cewek Ini

Tapi tidak sedikit juga ada yang senang karena dinilai bisa kolaborasi.
Yah itu semua tergantung dari diri masing-masing. mau pilih Grab atau GoJek? (Tribun Timur)
Patokan Tarif Baru Ojek Online Akan Ditetapkan Kemenhub
Pemerintah bersiap memberlakukan peraturan untuk memperbaiki layanan ojek online, seperti Grab dan Go-Jek, termasuk menetapkan tarif tetap, Reuters melaporkan, Jumat (11/1/2019), mengutip keterangan pejabat Kementerian Perhubungan.
Tapi aturan baru mengenai tarif berpotensi menghambat ekspansi perusahaan.
Peraturan baru dibuat untuk memenuhi tuntutan para pengemudi ojek mengenai tarif yang lebih tinggi dan terawasi.