Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cerita Bidan Devi, Menangis Hingga Nyaman Ditugaskan di Bontoa Maros

Dia juga kerap gratiskan persalinan untuk ibu yang tidak memiliki biaya dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Penulis: Ansar | Editor: Nurul Adha Islamiah
Ansar/Tribunmaros.com
Sandevi, seorang bidan yang bertugas di Puskesmas Pembantu (Pustu) Kelurahan Bontoa, Kecamatan Bontoa, Maros, Sulawesi Selatan sedang memeriksa pasien. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Sandevi (49) salah satu bidan yang bertugas di Puskesmas Pembantu (Pustu) Kelurahan Bontoa, Kecamatan Bontoa, Maros, Sulawesi Selatan dikenal ramah oleh pasien.

Dia juga kerap gratiskan persalinan untuk ibu yang tidak memiliki biaya dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Devi menjadi bidan sejak tahun 1991. Saat itu, ia langsung ditugaskan di Maros. Saat pertama bertugas, Devi kerap menangis ingin kembali ke Makassar.

Baca: Kisah Bidan Sandevi di Bontoa Maros Gratiskan Persalinan Warga Miskin

Baca: BPJS Ketenagakerjaan Salurkan Klaim Kematian Ketua RT di Makassar

Baca: Let’s Cooking With Aryaduta Hanya Rp 100 Ribu Nett per Anak

Alasannya, saat itu kondisi Bontoa masih gelap. Jika malam, hanya suara jangkrik yang ramai. Semua warga memilih tinggal di rumahnya masing-masing.

Meski gelisah saat itu, Devi berusaha untuk bertahan di Maros. Hingga akhirnya berkeluarga dan memiliki anak. Kini, Devi menjadi warga Maros. Anak-anaknya pun lahir di Maros.

"Sejak 1991 saya jadi bidan. Saya langsung ditugaskan di sini. Sampai sekarang tidak pernah pindah. Sudah menyatu tempat kampung ini," katanya, Selasa (29/1/2019).

Saat ini, Devi sudah merasa nyaman tinggal di Bontoa dibanding Makassar. Suasana Bontoa tenang dan jauh dari suara kendaraan.

Tingkat kebersamaan dan kekeluargaan warga Bontoa juga masih tinggi. Semua masih suka gotong royong jika ada pekerjaan.

"Kalau alasan saya ingin menjadi bidan, karena mau menolong sesama ibu-ibu. Tugas bidan sangat mulia. Mulai hamil sampai melahirkan, bidan memiliki peran penting. Bidan merupakan pelayan komplit bagi ibu-ibu," katanya.

Sebelumnya Devi menempuh pendidikan profesi bidan di SPK Labuang Baji Makassar, tamat tahun 1990.

Tahun 1991 melanjutkan pendidikan Diploma I bidan Poltekes Makassar Banta-bantaeng. Lalu melanjutkan D3 Khusus Depkes di Kabupaten Pangkep.

Setelah lahir, Devi juga ikut berperan dalam mempersiapkan gizi anak yang baik dan stimulasi keterampilan sosial sejak dini.

 Baca: Siswa dari 3.531 Sekolah Dipastikan Tak Bisa Ikut SNMPTN 2019, Jangan Khawatir Masih Ada SBMPTN

Baca: 91 Rumah Rusak, TNI-Polri di Sidrap Turun Bantu Korban Angin Kencang

Baca: Bonceng Kotak Suara, Petugas PPK Tanrilili Maros Tabrak Sapi

Subscribe untuk Lebih dekat dengan tribun-timur.com di Youtube:

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved