Kapolda Sulsel Bilang Teroris Berasal dari Sulsel, Pengamat Politik Unismuh: Ini Berdampak di Pemilu
"Pada daerah-daerah yang punya kekuatan radikal, baik yang laten maupun yang manifest, maka operasi pengamanan pemilu juga bisa berbeda," ungkap Luhur
Penulis: Abdul Azis | Editor: Hasrul
Laporan Wartawan Tribun Timur, Abdul Aziz Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pernyataan Kapolda Sulsel Irjen Pol Hamidin yang mengatakan teroris berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel) ditanggapi sejumlah pengamat politik di Makassar.
Salah satunya, Pengamat Politik Unismuh Makassar Andi Luhur Priyanto. Menurutnya, semua pihak, terutama institusi kepolisian, perlu menghadirkan stabilitas kamtibmas dan sosial politik yang kondusif di Sulsel.
"Semoga statement itu berbasis data yang kuat. Mengungkap potensi radikalisme secara objektif, bukan hanya pendekatan historis atau kesejarahan saja," kata Luhur terkait pernyataan mantan Kapolres Gowa itu, Senin (28/1/2019).
Baca: Tokoh Literasi Sinjai Bantu Cenreng, Warga Sebatangkara di Sinjai Barat
Baca: Ini Daftar Pemain Asing Termahal Sementara yang Direkrut tim Liga I 2019
Baca: Group WhatsApp TFC Premium dan Loyalis KAK Bantu Korban Bencana
Baca: Fakta Guru yang Cabuli 34 Muridnya, Pernah Jadi Korban Kekerasan dan Gagal Menikah
Stigma sebagai daerah dengan potensi radikalisme, kata Luhur tentu punya dampak politik. Dengan situasi seperti itu, akan lahir model penanganan kamtibmas yang berbeda.
"Pada daerah-daerah yang punya kekuatan radikal, baik yang laten maupun yang manifest, maka operasi pengamanan pemilu juga bisa berbeda," ungkap Luhur di Makassar.
"Stereotiping sebagai basis kekuatan radikal, bisa membuat operasi pengamanan lebih intensif dan ekstensif atau melibatkan institusi negara yang lebih luas," tambah Luhur.(*)
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube Kami:
Follow juga akun instagram official Kami: