Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kapolda Disorot karena Bilang Teroris Berasal dari Sulsel, Ini Klarifikasi Kombes Dicky

Hal tersebut disampaikan Hamidin, saat farewell parade di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan KM 16, Kecamatan Biringkanaya

Penulis: Amiruddin | Editor: Imam Wahyudi
amiruddin/tribun-timur.com
Kombes Pol Dicky Sondani. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Amiruddin

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pernyataan Kapolda Sulsel, Irjen Pol Hamidin terkait teroris yang juga berasal dari Sulsel, menuai komentar beragam dari masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Hamidin, saat farewell parade di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan KM 16, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sabtu (26/1/2019).

"Kalau kita berbicara sejarah panjang teroris, itu juga berasal dari Sulsel. Kita ingat Negara Islam Indonesia (NII) dulu dan sebagainya," kata Hamidin.

Terkait pernyataan Hamidin, Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani menyampaikan klarifikasinya.

Menurut Dicky, pernyataan mantan Deputi III Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut, untuk mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap ancaman terorisme.

"Bukan mengatakan bahwa Sulsel adalah begini, itu tidak. Namun kenyataannya, pada tahun 2018 pelaku terorisme yang ditangkap di Sulsel itu terbanyak di Indonesia," kata Dicky Sondani, kepada tribun-timur.com, Senin (28/1/2019).

Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1993 tersebut menambahkan, sebanyak 13 teroris berhasil ditangkap di Sulsel sepanjang tahun 2018.

Penangkapan teroris tersebut dilakukan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, yang dibackup Polda Sulsel.

"Polda lain di Indonesia tidak ada seperti kita, tentunya ini sangat memperihatinkan," ujarnya.

Ditambahkan Dicky Sondani, sejumlah kasus teror juga telah terjadi di Sulsel di tahun sebelumnya.

Seperti teror bom di salah satu restoran siap saji di Makassar (2001), bom di Kota Palopo (2004), teror bom terhadap mantan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (2012).

Penangkapan teroris di Pitumpanua, Kabupaten Wajo (2015), penangkapan teroris jaringan Santoso di Kabupaten Luwu (2016), dan insiden teror lainnya.

"Bahkan tahun lalu, dalam kurun waktu empat hari ada delapan tersangka teroris ditangkap di Sulsel," ujarnya.

Mantan Dirsabhara Polda Riau itu, mengajak masyarakat tetap waspada dan menjaga situasi di Sulsel agar tetap kondusif.

"Jadi kita mengingatkan kepada semua warga, mari kita jaga supaya Sulsel ini tetap aman. Karena ancaman terorisme di Sulsel belum hilang, buktinya pada 2018 lalu pelaku teroris terbanyak ditangkap di Sulsel," tuturnya.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved