Nurdin Abdullah: Seakan-akan Kita Bermimpi Resmikan Smelter di Bantaeng
Peresmian tersebut juga ditandai dengan pelepasan ekspor dengan 10 ribu metrik ton tujuan China, ini merupakan ekspor ke-15.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Hasrul
Laporan wartawan Tribun-Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR --Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah (NA) meresmikan Smelter PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia di Kabupaten Bantaeng, Sabtu (26/1/2019).
Peresmian tersebut juga ditandai dengan pelepasan ekspor dengan 10 ribu metrik ton tujuan China, ini merupakan ekspor ke-15.
"Jujur saja seakan-akan kita bermimpi meresmikan perusahaan smelter ditengah-tengah daerah yang tidak memiliki potensi nikel," kata Nurdin Abdullah.
Baca: Resmikan Smelter, NA: ini Untuk Kesejahteraan Masyarakat Bantaeng
Baca: VIDEO: Sapa Emak-emak, Sandi Nyaris Tabrak Tiang Panggung Koppasandi Sulsel
NA menambahkan, kehadiran smelter ini adalah langkah berani karena dahulu listrik beban puncaknya 8 Megawatt (MW) sementara yang dibutuhkan hingga 140 MW.
Bantaeng satu-satunya kawasan industri yang harga tanahnya masih terjangkau dari seluruh Indonesia. Jika daerah lain hingga jutaan permeter ditempat ini hanya Rp70-100 ribu.
"Sangat murah kami sudah back-up tidak boleh perorangan harus korporasi. Sejak saya tidak boleh ada spekulan, kenapa pertumbuhan industri lambat itu karena tanah," sebut mantan Bupati Bantaeng ini.
Baca: Laga Berakhir, PSM Makassar Taklukan Kalteng Putra 2-1 di Leg 1 32 Besar Piala Indonesia
Sementara untuk tenaga telah didorong bagaimana memberdayakan tenaga kerja lokal. Terutama yang berasal dari Bantaeng.
"Bagaimana putera-puteri Bantaeng, ini sementara industri dibangun, SDM-nya juga dibangun, kita kirim ke China, saya dengan Pak Amir (Komisaris PT. Huady) supervisi ke sana. Jadi mereka sudah bekerja diperusahaan smelter dan menjadi leader," jelasnya.
NA menyebutkan, tenaga kerja luar hampir tidak ada, semua tenaga teknis saja dan itu pun sudah hampir dan perlahan akan berkurang.
"Satu kesyukuran kita ada 50.000-60.000 metrik ton dan ini akan dikembangkan dalam waktu dekat akan menjadi 200.000 metrik ton. Dengan serapan tenaga kerja 2.000. Kita ini orang Bantaeng tinggal satu bagaimana kita mensyukuri apa yang sudah ada. Jangan dironrong, kalau mau meronrong ingat masa lalu kita siapa yang melirik Bantaeng," ujarnya.(*)
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube Kami:
Follow juga akun instagram official Kami: