Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bantah Gara-gara Rel KA, Pemkab Barru Malah Tuding Tambang Penyebab Banjir

Hal itu bisa dibuktikan dengan terbitnya surat resmi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) untuk mega proyek nasional tersebut.

Penulis: Akbar | Editor: Imam Wahyudi
akbar/tribunbarru.com
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Barru, Taufik Mustafa. 

Laporan Wartawan TribunBarru.com, Akbar HS

TRIBUNBARRU. COM, BARRU - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Barru, Taufik Mustafa membantah jika pembangunan Rel Kereta Api (RKA) menjadi penyebab terjadinya banjir bandang di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, pada Jumat (28/12/2018) lalu.

Menurutnya, jalur RKA dari Pekkae menuju Palanro yang berjarak sekitar 30 kilometer sudah dipertimbangkan sebelum dibangun.

Hal itu bisa dibuktikan dengan terbitnya surat resmi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) untuk mega proyek nasional tersebut.

"Jauh sebelum RKA itu dibangun, kami dari pihak Pemkab Barru beberapa kali pertemuan di Pemprov membahas Amdalnya hingga keluar izin dari sana," kata Taufik kepada TribunBarru.com, saat ditemui di ruang kerjanya di Jl Sultan Hasanuddin, Barru, Senin (7/1/2019).

Dikatakan, penyebab dari banjir yang terjadi pekan lalu bukan karena pembangunan RKA, melainkan banyaknya titik tambang yang tersebar di Barru.

"Selain itu, curah hujan yang deras dan berkepanjangan juga menjadi penyebabnya, makanya terjadi banjir. Jadi jika dikatakan pembangunan RKA penyababnya saya rasa bukan itu," ungkapnya.

Ditanya mengenai upaya Pemkab Barru agar banjir tak terulang, mantan Camat Balusu itu mengaku akan melakukan penghijauan di lokasi tambang.

"Upaya kita yah itu, melakukan penghijauan agar bisa meresap air. Tapi itu nanti bisa kita lakukan jika bekas galian atau pengerukan di lokasi tambang sudah diperbaiki," tandasnya.

Dari data Dinas Lingkungan Hidup Barru, total titik tambang untuk pengambulan tanah timbunan RKA di Barru sebanyak 51 titik.

51 titik tambang tersebut rata-rata memiliki luas lima, enam bahkan mencapai hingga 17 hektar.

Sekadar diketahui, banjir bandang terjadi di beberapa kecamatan di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan pada Jumat (28/12/2018) lalu.

Dalam peristiwa tersebut tercatat ada ribuan rumah warga yang terendam.

Dampak terparah dari peristiwa banjir ini terdapat di dua lokasi dari tujuh kecamatan di Kabupaten Barru, yakni di Pacciro Kecamatan Balusu dan di Siawung Kecamatan Barru.

Banjir tersebut berdampak pada pemukiman dan persawahan warga setempat.

Bahkan akibat dari banjir itu, dua nyawa warga Barru terenggut lantaran terseret arus yang mengalir deras.

Peristiwa itu pun menjadi banjir terparah yang melanda Barru di penghujung 2018.

Atas kejadian banjir bandang tersebut, pembangunan RKA diduga menjadi salah satu penyebabnya.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved