Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rencana Bangun Kereta Rel Listrik di Sulsel, Pengamat Transportasi Unhas: Luar Biasa Jika Diwujudkan

Sangat pas, kata Haris, jika LRT dihadirkan di Makassar. Selain efektifitas yang tidak menganggu transportasi darat, juga irit dalam hal finansial.

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Arif Fuddin Usman
dok facebook haris djalante
Dosen Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Ir Abdul Haris Djalante MSTr 

Laporan wartawan Tribun-Timur, Saldy

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengamat transportasi yang juga Dosen Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Ir Abdul Haris Djalante MSTr menyebutkan bahwa sudah saatnya Sulsel memiliki angkutan massal berbasis elektronik.

Hal tersebut dikatakan Haris saat diminta ulasan mengenai rencana Pemprov Sulsel menghadirkan mega proyek Lintas Rel Terpadu (LRT) atau dikenal sebagai kereta rel listrik (KRL) di ibukota provinsi Sulsel, Kota Makassar.

Menurut dosen transportasi Unhas tersebut, Kota Makassar yang semakin padat ini, membutuhkan ide-ide cemerlang terkait permasalahan transportasi.

Baca: DPP Partai Hanura Demo KPU Pusat karena Coret Nama OSO Sebagai Calon Senator DPD RI

Baca: Chaidir Syam dan Irfan AB Buka Turnamen Bulutangkis Warga Haji Banca II Mandai

Sangat pas, kata Haris, jika LRT dihadirkan di Makassar. Selain efektifitas yang tidak menganggu transportasi darat, juga irit dalam hal finansial.

"Sudah tepat, apalagi Makassar ini pintu masuk Indonesia di wilayah timur Indonesia yang juga sebagai center poin of Indonesia. Saya rasa ini luar biasa jika bisa diwujudkan," katanya.

Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:

Alasan sehingga menyebut bahwa ini sangat luar biasa jika diwujudkan, karena proyek ini sebelumnya telah digadang-gadang oleh pemerintah pusat (era SBY) namun tak kunjung terwujud.

"Jika di Sulsel bisa di wujudkan Pak Nurdin, ini sangat luar biasa," katanya.

Follow juga akun instagram official kami:

Haris menambahkan, harus ada perencanaan yang matang dari Pemprov Sulsel, sehingga ada konektivitas antara satu kota ke kota dengan kota penyangga lainnya dengan layanan LRT.

Kota buffer atau penyangga yang dimaksudkan, selama ini telah dikenal dengan Program Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar). (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved