Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemkot Makassar Canangkan Gerakan Antibully di Sekolah, Gelar Pentas Seni dan Roots Day

Pencanangan ini diwujudkan dalam bentuk Pentas Seni dan Roots Day, yang dilakukan di SMP Negeri 1 Makassar, Jl Baji Gau, Makassar.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Arif Fuddin Usman
Dok. DPPPA Makassar
Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Makassar, UNICEF, Dinas Pendidikan Makassar, dan Yayasan Indonesia Mengabdi mencangkan gerakan anti bully di sekolah,Selasa (18/12/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Makassar, UNICEF, Dinas Pendidikan Makassar, dan Yayasan Indonesia Mengabdi mencangkan gerakan antibully di sekolah.

Pencanangan ini diwujudkan dalam bentuk Pentas Seni dan Roots Day, yang dilakukan di SMP Negeri 1 Makassar, Jl Baji Gau, Makassar.

"Kita mengaktifkan insting kita membela, melindungi dan biarpun banyak orang bilang jelek tapi ada di hati kita melindungi punya rasa. Mengaktifkan semangat atau peraaan untuk melindungi orang dari Bully," kata Perwakilan UNICEF, Debora, Selasa (18/12/2018).

Baca: Hari Ini Poliklinik RSUD Salewangang Maros Masih Tutup, untuk Pasien Pilih ke Rumah Sakit Lain

Baca: 83 Ribu Pemilih Millenial Luwu Belum Nikah, 489 Berstatus Janda Duda

Debora mengigatkan kepada seluruh anak untuk berbuat baik, meski orang baik tetap memiliki sisi jahat.

"Jadi paling penting ada mengedepankan sisi baik kita, dan setiap orang baik juga punya sisi jahat, dan kita kedepankan sisi baik kita," terangnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak DPPA Kota Makassar, Achi Soleman mengatakan jika kegiatan ini sebagai upaya pencapaian Makassar mendapat predikat Makassar Kota Layak Anak.

Selain itu sekolah ramah anak, yang mana sekolah ini mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak,dan memberikan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya, serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, dan mekanisme pengaduan.

"Kalau kemarin kita sempat membaca di medsos kasus anak yang menancapkan badik di temannya itu juga bermula dari bully yang berkembang menjadi kekerasan fisik," jelasnya Aci.

“Bisa kita bayangkan kalau anak kecil sudah melakukan hal-hal yang tidak pantas bagaimana mereka bisa tumbuh dan berkembang secara optimal untuk mencapai cita-citanya, padahal untuk 20 tahun ke depan mereka adalah penerus kota ini,” lanjutnya.

Achi berharap kegiatan ini akan terus berlanjut di sekolah lain di Makassar, dan mencegah terjadinya tindakan bully yang membawa dampak negatif bagi anak di Makassar.

"Harapan kami ke depan kiranya program kegiatan replikasi anti bully tidak berhenti di tahun ini, tapi akan terus menjadi program unggulan untuk SMP Negeri 1 Makassar, sehingga sekolah ramah anak dapat terwujud di tempat ini dan menjadi virus positif bagi sekolah lain," paparnya. (*)

Follow juga akun instagram official kami:

Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved