Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Keuntungan Usaha Pembuatan Ikan Asin di Pulau Podangpodang Tak Menentu, Zaenal Sebut Ibarat Berjudi

Pulau Podangpodang adalah daerah yang masuk dalam wilayah Kepulauan Pangkajene, Sulawesi Selatan.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Desi
Zaenal (48) dan bersama istrinya Dg Kanang (43), saat menjemur ikan yang telah dibersihkan untuk dikeringkan, di lapangan Podangpodang, Mattiro Dolange, Tuppabiring, Pangkep, Sulsel, Kamis (29/11/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Desi Triana Aswan

TRIBUNTIMUR.COM, MAKASSAR- Pulau Podangpodang adalah daerah yang masuk dalam wilayah Kepulauan Pangkajene, Sulawesi Selatan.

Butuh waktu dua jam dari kota Makassar untuk menuju pulau tersebut, dengan menggunakan kapal laut milik para nelayan yang disewa.

Sama seperti daerah pesisir lain, mayoritas masyarakat Podangpodang bergantung hidup dengan melaut dan menangkap ikan.

Setiap harinya para ibu rumah tangga bersama anak-anaknya membersihkan ikan laut yang telah dibeli dari nelayan cantrang.

Ikan-ikan tersebut kemudian dikeringkan dan akan dijual kepada pengepul yang ada di Pangkep. Setelah itu akan didistribusikan ke pasar-pasar lokal hingga kota Makassar.

Salah satu warga yang memproduksi ikan asin di pulau tersebut adalah Zaenal (48).

Kepada Tribun Timur, dia menceritakan proses membuat ikan asin hingga mendistribusikan.

Bersama istrinya Dg Kanang (43) yang setiap hari membantunya untuk memproduksi ikan asin.

Sebelum menjemur ikan tersebut, terlebih dahulu mereka bersihkan di belakang rumahnya.

Dalam sehari Zaenal dan istri bisa mengerjakan ikan hingga dua boks. Kemudian dikeringkan di lapangan bola bersama ikan asin milik warga lainnya, yang terletak tidak jauh dari rumahnya.

Jenis-jenis ikan yang diproduksi untuk dikeringkan seperti, ikan katamba.  Keterbatasan penerangan biasanya menjadi kendala untuk pengerjaan ikan.

"Disini lampu menyala hanya pukul 06.00 sore sampai 12.00 malam, setelah itu mati. Jadi, kami kerja ikan mulai dari pagi sampai sore. Karena, susah juga melihat nanti sisiknya masuk ke mata," katanya.

Aktivitas yang dilakukan oleh Pria asal Maros ini bergantung kepada para nelayan cantrang.

"Tergantung nelayan bawanya berapa boks, kalau sedikit yah itu saja yang dihasilkan," ujarnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved