Trauma Gempa, 5.000 Warga Tidur di Lapangan Sumarorong dan Pasar Mamasa
BMKG Wilayah IV di Makassar, mencatat sejak Sabtu (3/11) lalu, hingga Rabu (7/11/2018) pukul 21.30 wita, sudah terjadi sedikitnya 118 gempa
Penulis: Nurhadi | Editor: Thamzil Thahir
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMASA – Lima hari sudah, warga sekitar Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, merasakan guncangan gempa level I hingga IV Modified Mercalli Intensity (MMI).
Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV di Makassar, mencatat sejak Sabtu (3/11) lalu, hingga Rabu (7/11/2018) pukul 21.30 wita, sudah terjadi sedikitnya 118 gempa.
Terakhir, gempa bumi dengan kekuatan 3,2 SR, Kamis (08/11/2018) hari ini.
Pagi, saat warga masih di pengungsian, gempa terjadi sekitar pukul 10:09:17 Wita. “Yang dirasakan warga Mamasa dan sekitarnya hanya sekitar 21 kali,” kata Prakirawan BMKG wilayah IV Makassar Kaharuddin, kepada Tribun, semalam.
Baca: Pagi ini, Mamasa Diguncang Gempa Lagi

Rentetan gempa terasa hingga radius 200 km. Warga Parepare, yang berjarak sekitar 127 km selatan Mamasa, melaporkan merasakan guncangan.
Warga di 8 kecamatan di Mamasa, dilaporkan trauma dengan gempa Palu, di Sulawesi Tengah.
Hingga tadi malam, ototitas setempat mencatat ada sekitar 7.000-an pengungsi.
Sebagian besar, pengungsi terkonsentrasi di Lapangan Kecamatan Sumarorong, sekitar 30 km, arah barat ibu kota kabupaten.
Baca: Puluhan Ribu Warga Mamasa Tinggalkan Rumah, Ada yang ke Toraja
Di sana, pemerintah, TNI, Polri dan lembaga kemanusiaan melaporkan ada sekitar 5000-an pengungsi yang tidur di lapangan dekat bandara.
Sumarorong berada di pertengahan Mamasa dan Polewali. Dari Mamasa sekitar 43 km dan dari Polewali berjarak 52 km.
“Tadi siang Pak Bupati ke sana, memberi motivasi dan menenangkan warga,” kata Haji Usamah Madjid, pejabat Pembinaan Masyarakat (Binmas) Kantor Kemenang Kabupaten Mamasa, kepada Tribun,Rabu (7/11) malam.

Sekitar 1000-an pengungsi juga mendirikan sekiat 20-an tenda di Lapangan Mamasa, di pusat kota, Jl Majannang,
Pengungsi lain terkonsentrasi di sekitar Pasar Makau. Selain memilih di tenda darurat, mereka juga tidur di bak dan kabin mobil mereka.
Kondisi trauma ini sudah terjadi sejak Sabtu (3/11) lalu. Pengungsi kian membeludak di Senin (5/11) malam, saat gempa 5,5 Magnitudo.
Baca: Gempa Bumi Mamasa 5,2 SR Hari Ini, Terasa Hingga Polman dan Toraja
Bupati Mamasa M Ramlan Badawi, hingga tadi malam, dilaporkan masih membaur dengan pengungsi di lapangan.
Dia masuk ke gereja dan Masjid memberi penjelasan dan menenangkan trauma warga. “Gempa di Mamasa ini tak seperti di Palu, saya sudah bicara dengan BMKG di Makassar dan Jakarta, Insyalah aman,” ujarnya di Masjid Raya Nurul Yaqin, Mamasa, Sulbar.

Jarak tempuh Mamasa dengan Makassar, ibu kota provinsi Sulsel, berkisar 310 km.
Kisaran skala magnitudo dalam lima hari mulai 2,3 hingga tertinggi 5,5 Magnitudo.