Dinkes Sulsel: Yuk, Kenali Pentingnya Imunisasi Rubela dan Dampaknya
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Dr Bachtiar Baso mengatakan ada kelebihan jika dilakukan imunisasi kepada anak
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Imam Wahyudi
Laporan wartawan Tribun-Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Dinas Kesehatan Sulsel genjot imunisasi MR (Rubela). Sasaran di Provinsi Sulawesi Selatan anak usia 9 bulan- di bawah 15 tahun berjumlah 2.331.048 jiwa yang harus di vaksin.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Dr Bachtiar Baso mengatakan ada kelebihan jika dilakukan imunisasi kepada anak, diantaranya memberikan perlindungan pada anak dari penyakit berbahaya dan komplikasi, nenurunkan kejadian penyakit tersebut pada anak karena yang telah diimunisasi tidak menjadi sakit, mhilangkan penyakit tersebut karena dengan imunisasi penyakit dikontrol terutama jika sumber penyakitnya ada pada manusia.
Selain itu, kata Dr Bahtiar berbagai mamfaat Imunisasi yang sudah dirasakan sampai sekarang adalah menghilangnya Penyakit Variola (eradikasi) di seluruh dunia sejak tahun 1974 dan penderita Polio baru sudah tidak ditemukan lagi di Indonesia.
"Beberapa penyakit seperti Penyakit Tetanus, Difteri, Pertusis, Campak, TBC sudah sangat berkurang dan jarang dijumpai saat ini," ujar Dr Bahtiar, via whats app ke tribun-timur.com, Rabu (31/10)
Apa yang ingin dicapai pada pelaksanaan imunisasi Measles Rubella (MR) secara Nasional?.
Pertama, bahwa kegiatan ini merupakan salah satu yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan dunia (WHO) dan UNICEF dalam upaya menghilangkan Penyakit Campak di Indonesia pada Tahun 2020.
Walaupun Imunisasi Campak sudah dimulai sejak Tahun 1982, namun tetap kasus Campak dan komplikasinya masih menjadi permasalahan di Indonesia dimana komplikasinya seperti Diare, Radang Paru dan Radang Otak masih menjadi pembunuh balita serta dapat menyebabkan kecacatan permanen pada anak seperti kebutaan dan ketulian.
Selain itu kejadian luar biasa (KLB) Campak masih sering terjadi yang mana pada tahun 2017 di Sulawesi Selatan tercatat 19 kali kejadian luar biasa (KLB) yang tersebar di beberapa kabupaten/ kota. Masih segar di ingatan kita juga KLB campak di Papua telah menyebabkan puluhan Balita meninggal.
Alasan kedua dilakukannya Kampanye MR adalah untuk mengotrol kecacatan lahir akibat rubella (Sindrom Kongenital Rubella) agar tidak menjadi meningkat. Apalagi Indonesia belum memililki program Imunisasi Rubella dalam Imunisasi Rutin.
Jika dilakukan penundaan dalam pemberian vaksin Rubella maka angka anak lahir cacat akibat Rubella akan bertambah.
Dalam upaya untuk menghilangkan penyakit campak dan mengontrol penyakit Rubella, maka satu syarat yang harus terpenuhi adalah cakupan imunisasi dalam arti besaran jumlah anak yang dimunisasi MR dalam suatu wilayah baik di kota, kabupaten, kecamatan, kelurahan/ desa minimal di atas 95%.
"Bila hal ini tercapai maka akan terbentuk kekebalan komunitas, artinya dapat mengendalikan penyakit tersebut tidak bertambah karena jumlah yang tidak diimunisasi kecil, dan risiko menularkan walaupun ada, namun yang ditulari tidak sakit karena kondisi anak telah kebal akibat diimunisasi," ujarnya.