Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Satlantas Polrestabes Makassar Imbau Pengemudi Tak Beri Uang ke Pak Ogah

Samuel mengatakan, masalah pak ogah adalah masalah sosial, sehingga pemerintah setempat harus turut menangani mereka.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
fahrizal/tribuntimur.com
Kaur Bin Ops Satlantas Polrestabes Makassar, AKP Samuel Tolongan 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Aparat kepolisian dalam hal ini Satlantas Polrestabes Makassar meminta ke masyarakat untuk tidak memberi uang atau tip ke para Pak Ogah di jalan.

Pak Ogah adalah istilah untuk menyebut orang yang berada di putaran jalan membantu memuluskan jalan bagi pengemudi yang ingin memutar haluan, dengan cara memberhentikan atau memperlambat arus lalu lintas yang sedang melaju.

"Kami harap ke masyarakat, jangan memberi mereka uang berapapun itu jumlahnya, karena itu mereka suka dan akan membuat mereka malas, dan terus menjadi Pak Ogah," kata Kaur Bin Ops Satlantas Polrestabes Makassar, AKP Samuel Tolongan dalam acara dialog rutin Humas Pemkot Makassar, Jumat (5/10/2018).

Samuel mengatakan, masalah pak ogah adalah masalah sosial, sehingga pemerintah setempat harus turut menangani mereka.

"Ini masalah perut. Kami sudah berupaya menertibkan mereka, jadi kami harus didukung pihak pemkot, dalam hal ini dinas sosial. Pemkot harus buat perdanya, buat aturan supaya mereka bisa dibina, bukan dihilangkan rezekinya, mereka kan juga cuma cari makan," kata dia.

Lanjut Samuel, dilihat dari sisi keselamatan berkendara, keberadaan Pak Ogah sangat rawan, karena mereka tidak dibekali satupun pengetahuan soal keselamatan lalu lintas.

"Mereka tidak tahu yang mana harus diprioritaskan dan memprioritaskan orang lain, ini sangat rawan. Biasanya jika tak diberikan uang, bisa jadi ancaman juga, mereka bisa menggores kendaraan atau mengeluarkan kata-kata kotor, beberapa orang sudah melapor atas kejadian ini, apabila sudah ada begitu artinya sudah msuk tindak pidana," imbuhnya.

Menurutnya, beberapa kali Polsek sudah menertibkan, dan diserahkan ke dinsos, tapi mereka terus bermunculan kembali.

Samuel menuturkan, salah satu cara terbaik adalah mengurangi pemutaran atau "U Turn" yang memberi kesempatan ke mereka.

"Pemutaran bagusnya cuma satu saja, tujuannya memperlancar lalu lintas, makin banyak pemutaran makin macet. Dengan banyaknya pemutaran juga mengundang Pak Ogah datang. Kita juga manusia bukan patung yang bisa terus berjaga di situ. Kita memiliki waktu untuk pengaguran lalu lintas," kata dia.

"Kami harap pemkot lebih efektif melakukan pembinaan untuk mengurangi mereka, menghilangkan mungkin sulit, tapi palimg tidak mengurangi saja jumlah mereka," pungkasnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved