Akui Krisis Vaksin DPT di Sulsel, Dinkes Sulsel Desak Menkes
Terkait dengan hal tersebut, ia pun mendesak pemerintah pusat untuk segera mengadakan vaksin DPT.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Dr dr Bahtiar Baso mengakui Sulsel sedang krisis vaksin imunisasi jenis Difteri Pertusis dan Tetanus (DPT).
Hal ini kata dia berdampak pada pelayanan di pusat kesehatan yang ada di sejumlah kabupaten dan kota di Sulsel.
Terkait dengan hal tersebut, ia pun mendesak pemerintah pusat untuk segera mengadakan vaksin DPT.
Baca: Warga Sinjai Keluhkan Vaksin DPT Habis di Seluruh Puskesmas
"Kami sudah menyurat ke Menteri Kesehatan di Jakarta agar vaksin ini segera didistribusikan ke Sulsel," kata dr Bahtiar, Minggu (19/8/2018).
Informasi terakhir yang diterima oleh Bahtiar, bahwa krisis vaksin ini tidak hanya terjadi di Sulsel, tapi juga terjadi di sejumlah provinsi di Indonesia.
"Jadi ini kasus nasional dek," Bahtiar menambahkan ke tribun-timur.com.
Sebelumnya, Warga di kabupaten Sinjai mengeluhkan tidak tersedianya obat vaksin imunisasi jenis Difteri Pertusis dan Tetanus (DPT) di seluruh pelayanan di pelayanan pusat kesahatan di Sinjai.
Tidak tersedianya stok vaksin tersebut sejak bulan lalu hingga saat ini, dan menyebabkan seluruh anak balita warga saat ini belum mendapatkan vaksin. Atas kondisi tersebut membuat warga resah di Sinjai.
"Kami dari warga mempertanyakan ke Dinas Kesehatan apa penyebabnya sehingga tidak pernah dilakukan imunisasi DPT. ni sudah bulan ke tiga belum ada imunisasi di
Atas habisnya obat vaksin tersebut, anak Abd Rivai yang sudah berumur empat bulan belum diimunisasi untuk bulan ke tiga. Dan saat ini sudah masuki bulan ke empat untuk jadwal imunisasi, katanya.
Dia berharap agar Dinas Kesehatan di Sinjai dapat memenuhi obat vaksin untuk anak umur balita. Dan memantau ketersediaan untuk seluruh puskesmas di Sinjai.
Abd Rivai saat ini merasa khawatir jika kedepannya anaknya tidak diimunisasi saat berumur masih balita, maka rentan terkena penyakit.(*)