Tangani Korban Gempa Lombok, Tim Medis Unhas Bakal Operasi 300 Pasien Patah Tulang
Dari hasil identifikasi awal, ada sekitar 200 pasien patah tulang yang harus segera memperoleh penanganan.
Penulis: Munawwarah Ahmad | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan Tribun Timur Munawwarah Ahmad
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Tim medis gabungan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, yang dipimpin oleh Prof Dr dr Idrus Paturusi langsung mengecek kesiapan ruangan operasi dan berkoordinasi dengan pihak RSUD NTB.
Tim medis Unhas tiba di lokasi gempa Lombok bersama Public Safety Center (PSC), tim RSWS Makassar, perwakilan tim medis dari Surabaya, Yogyakarta, Bali, dan tim lainnya.
Pertemuan untuk membahas teknis penanganan kesehatan yang akan dilakukan.
Baca: Prihatin Kondisi Korban Gempa di Lombok, Pemkab Pinrang Galang Aksi Dompet Peduli
Turut hadir pula Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen TNI dr Ben Yura Rimba, MARS, dan Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat, Mayjen TNI dr Bambang Dwi Hasto Sp B FINACS M Si.
Dari hasil identifikasi awal, ada sekitar 200 pasien patah tulang yang harus segera memperoleh penanganan.
Tim medis akan konsentrasi melakukan tindakan operasi terhadap pasien-pasien ini, ditambah juga dengan pasien yang berada di rumah sakit lain.
“Totalnya bisa mencapai 300 pasien,” kata Prof Idrus, Selasa (7/8/2018).
Baca: Satlantas Polres Tana Toraja Galang Dana untuk Korban Gempa di Lombok
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan TNI, Mayjen Ben Yura Rimba menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas kecepatan tim medis ini bergerak.
“Prof Idrus ini memang selalu cepat bertindak jika ada kondisi bencana,” kata Mayjen Rimba.
Rapat selanjutnya membahas hal teknis mengenai pembagian ruang operasi, mobilisasi tenaga pendukung seperti perawat, dan ketersediaan peralatan.
Setiap tim diminta mengatur dan mengawasi penggunaan peralatan operasi masing-masing.
Dari delapan ruangan operasi yang tersedia di RSUD NTB, tim medis Unhas menangani 3 ruangan, yaitu Ruang Operasi Orthopedi, Saraf, dan Bedah Umum.
Sementara tim Yogya, Bali, dan Surabaya masing-masing 1 ruangan operasi, yaitu untuk THT, Urologi, dan Bedah Plastik.
Prof Idrus Paturusi menegaskan bahwa jika tim ini dapat bekerja sinergis dan simultan, dalam sehari bisa diselesaikan operasi antara 50 sampai 80 pasien.
Baca: PMI Sulsel Ajak Masyarakat Bantu Korban Gempa di Lombok