Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harga Minyak Naik, PT Vale Indonesia Merugi Rp 214 Miliar di Awal Tahun

Harga minyak dan batu bara naik sehingga menjadi pengeluaran terbesar perusahaan.

Penulis: Hasrul | Editor: Mahyuddin
hasrul/tribuntimur.com
Karyawan PT Vale Indonesia Tbk yang mengoperasikan alat berat memindahkan material 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasrul

TRIBUN-TIMUR. COM, LUWU TIMUR - Awal tahun 2017, PT Vale Indonesia Tbk mencatatkan kerugian sebesar USD 15,3 juta atau sekitar Rp 214 miliar.

Vice President PT Vale Indonesia Tbk, Bernardus Irmanto yang dikonfirmasi terkait kerugian tersebut mengatakan, kerugian disebabkan oleh harga nikel yang sempat jatuh pada awal tahun.

“Kalau kinerja keuangan sangat terpengaruh oleh harga nikel. Awal tahun sangat tertekan, harga nikel tidak sesuai yang diharapkan maka anjlok dari sisi revenue,” ungkap Bernardus Irmanto di Kawasan PT Vale Indonesia Tbk, Sorowako, Luwu Timur, Selasa (3/7/2018).

Selain harga nikel yang tidak baik pada awal tahun, biaya produksi juga mengalami kenaikan.

Harga minyak dan batu bara naik sehingga menjadi pengeluaran terbesar perusahaan.

Baca: Begini Cara PT Vale Indonesia Lakukan Efisiensi Anggaran

“Revenue turun karena harga nikel tidak sesuai harapan sementara biaya operasional naik. Harga minyak dan batu bara naik dan menjadi beban pengeluaran terbesar kami," ujarnya.

Selanjutnya untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan, pihaknya akan melakukan optimalisasi produksi dengan harapan revenue bisa naik dan biaya produksi bisa lebih efisien.

“Optimalisasi produksi penting karena semakin tinggi produksi semakin rendah biaya. Harga nikel saat ini cukup baik dan itu menolong kami,” ujarnya.

Meski masih enggan menyebutkan target revenue secara rinci, namun Bernadus Irmanto optimistis pihaknya bisa membukukan kinerja keuangan yang lebih baik hingga akhir tahun ini.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved