Tahun Ini, Jalan Layang di Camba Maros Sudah Bisa Dilalui Pemudik
Meski konstruksi belum selesai 100 persen, namun masyarakat sudah bisa memanfaatkannya jalan itu
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Mahyuddin
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kabar baik datang dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) XIII Makassar.
Pasalnya, pada H-7 lebaran 1439 hijriah, BBPJN sebagai pelaksana proyek rencananya akan melakukan open traffic di proyek elevated ring road Camba, Maros.
Hal tersebut diungkapkan oleh PPK Maros, Marlin Ramli, Selasa (29/5).
Ia menyebutkan meski konstruksi belum selesai 100 persen, namun pihaknya memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memanfaatkannya di dalam momentum mudik lebaran nanti.
"Progres saat ini sudah 88 persen, Insya Allah Juli mendatang kita target selesai," ujar Marlin, Selasa (29/5/2018).
Baca: JK Jadi Fotografer Elevated Road di Amerika
Ia menyebutkan adapun proyek yang belum dikerjakan sisah pengerjaan oprit sepanjang 5 meter, atau pelaksanaan penimbunan sebagai pengeras jalan layang yang ada di atas bukit gunung Camba.
Menurut Marlin, proyek ini sedianya sudah bisa rampung di akhir Juni 2018, namun karena intensitas curah hujan meninggi sehingga menjadi kendala para kontraktor untuk melakukan penimbunan secara teratur.
"Hujan yang msh tinggi sehingga menghambat pekerjaan, tapi untuk konstruksi jalan layangnya sudah selesai 100 persen," ujar Marlin.
Pengoperasian jalan melayang diatas bukit Camba ini akan menjadi kesan tersendiri bagi masyarakat yang akan mudik ke Kabupaten Bone , Sinjai, Soppeng, dan Wajo.
Pasalnya, jalur yang dulunya berkelok - kelok diatas gunung, diubah jadi jalan layang, begitu pun dengan lebar jalan yang dulu 5 meter kini jadi 7 meter. Sedangkan panjang proyek 413,77 meter.
Baca: Helikopter Mendarat Darurat di Camba Maros, Ini Penjelasan Kapolsek AKP Alamsyah
Proyek ini kata Marlin tidak merusak pegunungan, atau hutan yang masuk dalam kawasan lindung negara, olehnya ia memastikan setiap musibah bencana yang terjadi dikemudian hari bukan karena hadirnya proyek ini tetapi peristiwa alam.
"Jadi bisa di cek di lokasi, pembuangan material saja kita tidak buang di Maros, apalagi dikatakan ingin mengotori kawasan itu. Jalan ini untuk kepentingan orang banyak," ujar Marlin.
Sebagai pemerintah, pihaknya selaku pengelola sudah bekerja sesuai prosedur.
Ia menambahkan proyek ini tidak hanya sebagai penghubung yang bernilai ekonomi, tapi mengandung nilai estetika karena orang yang melintasi bisa menikmati keindahan alam dan hutan di sekitar. (*)