Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hadiri Dialog Literasi Digital BNPT dan FKPT Sulbar, Ini Pesan Wakil Gubernur Sulbar

Menggelar literasi digital sebagai upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di masyarakat

Penulis: Nurhadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/NURHADI
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Sulbar, menggelar literasi digital sebagai upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di masyarakat," Kamis (3/5/2018). Kegiatan yang mengangkat tema 'Saring Sebelum Sharing'dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Sulbar H Enny Angraeni Anwar. 

Laporan Wartawan TribunSulbar.com, Nurhadi

TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Sulbar, menggelar literasi digital sebagai upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di masyarakat," Kamis (3/5/2018).

Kegiatan yang mengangkat tema 'Saring Sebelum Sharing'dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Sulbar H Enny Angraeni Anwar.

Literasi digital yang melibatkan kalangan mahasiswa, penggiat media sosial, komunitas duta damai dan jurnalistik arus utama sebagai peserta dilaksanakan di d'Maleo Hotel Mamuju, Jl. Yos Sudarso, Kelurahan Binanga, Kacamatan Mamuju.

Kegiatan ini menghadirkan dua pembicara nasional, yakni Heru Cahyo seorang wartawan senior yang juga Ahli Analis Dewan Pers dan Kasubdit Trans BNPT, Kolonel Mar. Purwanto Djoko Prasetyo.

Ketua FKPT Sulbar, Rahmat Sanusi, kegiatan ini dapat bermanfaat bagi seluruh peserta yang hadir sehingga ikut berperan aktif dalam menangkat gerakan radikalisme dan terorisme melalui media sosial.

"Mudah-mudahan sebentar Pak Heru memberi manfaat kepada peserta. Semoga bapak Kolonel DJoko Prasetyo dan bapak Heru Cahyo dapat memberikan pencerahan dalam rangka menghadapi era digitalisasi,"katanya.

Sementara Wakil Gubernur Sulbar dalam sambutannya, menegaskan, radikalisme dan terorisme merupakan musuh bersama yang akahir-akhirnya ini kerap muncul menghantui kehidupan masyarakat.

"Radikalisme dan terorisme ini adalah musuh kontemporer atau musih abadi. Karena ini merupakan motif kriminal murni yang sangat penting untuk diwaspadai,"kata Enny.

Enny mengatakan, seiring perkembangan teknologi dimana informasi dapat dengan mudah diakses secara bebas dimana saja berada, membutuhkan pemahaman literasi yang baik, utama para generasi muda.

"Selain memberi manfaat, ternyata pada saat yang sama teknologi melahirkan tantangan baru. Karena teknologi kadang dimanfaatkan sekelompok orang untuk menyebarkan hoaks atau kebohongan,"ujarnya.

"Hoaks bukan lagi barang baru. Saya mau contohkan ada berita yang dimuat oleh salah satu televisi sekitar lima tahun lalu seorang anak memelihara ibunya, kemudian sampai saat selalu disebar kembali sehingga seolah-olah pemerintah tidak memiliki perhatian,"lanjutnya.

Berkaitan hal tersebut, kata Enny, sangat dibutuhkan prinsip saring sebelum sharing sehingga tidak memperpanjang berita yang tidak benar.

"Mari berlalu arif dan bijaksana dalam memanfaatkan medsos dan sama-sama menangkal informasi bohon yang berpotensi menimbulkan perpecahan sehingga kita menjadi bagian masyarakat yang pandai menelaah setiap informasi yang ada, apakah bermanfaat atau tidak,"ucapnya.

Mantan anggota DPR RI itu juga berharap, para generasi muda mengambil peran dan tanggungjawab dalam memanfaatkan media sosial atau teknologi dengan bijak.

"Penggunaan media sosial di Indonesia semakin meningkat, sehingga kita harus memiliki kemanpuan literasi yang kuat, agar setiap menerima informasi dapat menelaah dan mempertimbangkan sebelum di sharing,"tuturnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved