Unjuk Rasa Sertifikat UNESCO, Demonstran Sebut Pemkab Bulukumba Buta Sejarah
Dalam orasinya, demonstran menyebutkan bahwa ajang penghargaan tersebut sengaja didesain untuk mendongkrak elektabilitas belaka.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunBulukumba.com, Firki Arisandi
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Solidaritas Pemuda dan Mahasiswa Bulukumba berunjuk rasa di Depan Kantor Bupati Bulukumba, Senin (16/4/2018).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulukumba, karena tidak melibatkan pembuat Pinisi dari Desa Ara pada acara penyerahan sertifikat UNESCO, beberapa waktu lalu.
Dalam orasinya, demonstran menyebutkan bahwa ajang penghargaan tersebut sengaja didesain untuk mendongkrak elektabilitas belaka.
Selain itu, mereka meminta Pemkab Bulukumba beserta Dinas Terkait untuk memohon maaf kepada warga Desa Ara.
"Pemerintah Kabupaten Bulukumba harus melakukan peninjauan kembali melalui Kemenlu dan Kemendikbud RI, untuk mengajukan ke UNESCO kesalahan riset yang tidak memasukkan Desa Ara sebagai salahsatu tempat pembuatan Pinisi," katanya.
Pengunjuk rasa menganggap Pemkab Bulukumba buta sejarah, karena menurut mereka, Desa Ara, Desa Bira, Tana Lemo dan Tana Beru merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.