Cerita Suara Prabowo Subianto Dikalahkan di Kampung Sendiri oleh Jokowi, Apa Kata Gerindra?
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto digadang-gadang untuk kembali bertarung pada Pemilihan Presiden
TRIBUN-TIMUR.COM - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto digadang-gadang untuk kembali bertarung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tahun 2019 mendatang.
Kendati belum menyatakan diri maju kembali di Pilpres, namun Partai Gerindra yakin Mantan Pangkostrad tersebut bisa maju mendapatkan dukungan Parpol.
Hingga saat ini, Prabowo disebut-sebut sebagi calon presiden terkuat yang bisa menyaingi petahana Presiden Joko Widodo.
Bahkan Pilpres 2019 bakal menjadi rematch antara Jokowi dan Prabowo seperti Pilpres pada tahun 2014.
"Prediksi saya dari awal kan memang akan head to head. Hanya ada 2 calon. Re-match atau 2 horse race. Jadi sejak awal saya berpendapat seperti itu," ujar Fadli Zon, Waketum Gerindra dilansir Kompas.com, Senin (12/3/2018).
Sosok Prabowo memang sangat populer.
Prabowo adalah putra dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar atau Dora Soemitro.
Dora merupakan wanita keturunan Jerman dan Minahasa sehingga Prabowo memiliki darah Langowan, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
Menariknya, Prabowo nyatanya keok di Langowan pada Pilpres tahun 2014.
Di Desa Tounelet, dimana keluarga besar Prabowo dari pihak ibu berasal, Prabowo kalah tipis.
Di Desa tersebut, terdapat makam keluarga Prabowo.
Adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo kerap mendatangi tempat itu.
"Kan melawan partai pemenang, wajarlah, kan tahu sendiri," kata Danny Sumolang seorang kerabat Prabowo.
Data yang diperoleh Tribunmanado.co.id, di Kecamatan Langowan Utara, pasangan Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa memperoleh 40,08 persen suara, sedangkan rivalnya, pasangan Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla memperoleh 59,9 persen suara.
Hal yang sama terjadi di Kecamatan Langowan Barat dimana Prabowo hanya memperoleh 35,09 persen suara, sedang Jokowi memperoleh 44,01 persen suara.