Siapa Gabriel García Márquez? Berikut Daftar Karya Monumentalnya dan Penyakit Diderita Sebelum Wafat
Situs mesin pencarian Google pada Selasa (6/3/2018) menampilkan doodle Gabriel García Márquez. Seperti biasanya, doodle tokoh yang ditampilkan sedang
TRIBUN-TIMUR.COM - Situs mesin pencarian Google pada Selasa (6/3/2018) menampilkan doodle Gabriel García Márquez.
Seperti biasanya, doodle tokoh yang ditampilkan sedang diperingati hari kelahirannya.
Ya, pada Selasa hari ini adalah hari lahir Marquez ke-91, namun beliau meninggal dunia pada usia 87 tahun, 17 April 2014 lalu.
Siapa Marquez?
Dikutip dari Wikipedia.org, Gabriel José de la Concordia García Márquez, nama lengkap Marquez, adalah seorang novelis, jurnalis, penerbit, dan aktivis politik Kolombia.
Ia dilahirkan di kota Aracataca di departemen Magdalena, namun hidupnya kebanyakan dijalaninya di Meksiko dan Eropa.
Baca: Pelakor - Detik-detik Istri Oknum Polisi Ngamuk dan Labrak Oknum Pegawai Puskesmas Perebut Suaminya
Baca: Baru 3 Tahun Usai Juara DAcademy, Lihat Cara Evi Masamba Perlakukan Neneknya, Foto Ini Jadi Bukti
Baca: Ternyata Tak Hanya Pengacara, Diam-diam Inilah Daftar 2 Bisnis Rahasia Lain Hotman Paris Hutapea
Semasa hidupnya, ia banyak menghabiskan hidupnya di Meksiko.
Dia sering dianggap sebagai salah seorang penulis terbesar yang menggunakan bahasa Spanyol.
Karya Marquez yang paling terkenal adalah One Hundred Years of Solitude yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia.
Novel yang ditulisnya pada tahun 1967 itu sudah terjual lebih dari 30 juta buku di seluruh dunia dan meraih Nobel Kesusastraan pada tahun 1982.
Beberapa novel lainnya yang juga mendunia antara lain Love in the Time of Cholera, Chronicle of a Death Foretold, dan The General in His Labyrinth.
Gaya bertuturnya yang hidup dengan cerita mencampurkan kenyataan serta gaib menempatkan dia menjadi pelopor aliran sastra yang disebut realisme magis.
Marquez memulai kariernya sebagai wartawan untuk harian Bogotá, El Espectador, dan belakangan bekerja sebagai koresponden asing di Roma, Paris, Barcelona, Caracas, dan New York.
Karya besarnya yang pertama adalah Kisah tentang Seorang Pelaut yang Karam (Relato de un náufrago), yang ditulisnya sebagai cerita bersambung surat kabar pada 1955.
Menceritakan kisah nyata tentang sebuah kapal karam dengan mengungkapkan kenyataan bahwa kehadiran barang-barang gelap di sebuah kapal Angkatan Laut Kolombia yang membuat kapal itu kelebihan muatan, telah ikut menyebabkan karamnya.
Hal ini menimbulkan kontroversi publik, karena cerita itu membantah laporan resmi mengenai kejadian sekitar kecelakaan itu, yang mempersalahkan badai dan mengagungkan si pelaut yang selamat.
Cerita ini menjadi awal dari pekerjaannya sebagai koresponden asing, karena Marquez menjadi semacam persona non grata untuk pemerintahan Jenderal Gustavo Rojas Pinilla.
Kisah ini kemudian diterbitkan pada 1970 dan dianggap oleh banyak orang sebagai sebuah novel.
Marquez mendapatkan Hadiah Rómulo Gallegos pada 1972 untuk bukunya Cien años de soledad (Seratus tahun kesunyian).
Ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Sastra pada 1982, berdasarkan cerita-cerita pendek dan novelnya.
Baca: Sebelum Nikahi Putri Marino, Inilah 3 Mantan Pacar Chicco Jerikho, No 1 Bernasib Menyakitkan
Baca: Sungguh Tak Pantas, Coba Lihat Pakaian Dikenakan Cupi Cupita saat Datangi Kantor BNN
Baca: Gak Bisa Sabar, Akankah Maia Estianty Bakal Balas Dendam ke Mulan Jameela? Berikut Curhatnya
Pada 1999, ia didiagnosis menderita kanker kelenjar getah bening.
Kejadian ini mendorongnya untuk mulai menulis memoarnya.
Marquez juga dikenal karena persahabatannya dan dukungannya yang kuat terhadap Fidel Castro.
Ia pun pernah mengungkapkan simpatinya terhadap sejumlah kelompok revolusioner Amerika Latin, khususnya pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Ia juga kritis terhadap situasi politik di Kolombia.
Meskipun ia banyak dituduh oleh anggota-anggota pemerintah Kolombia beberapa dasawarsa yang lalu, tidak ada bukti bahwa ia pernah secara terbuka mendukung kelompok-kelompok gerilya seperti FARC dan ELN yang beroperasi di Kolombia.
Sejak awal tahun 1980-an, Marquez sesekali pernah menjadi fasilitator yang tidak menonjolkan diri, biasanya bersama dengan Castro, dalam sejumlah perundingan antara pemerintah dan kaum gerilya.(*)
