Balita Rasyad Divonis Gizi Buruk, Orangtua Hanya Pasrah
Kondisi Rasyad ini pun luput dari perhatian pemerintah setempat. Bahkan, rumahnya hanya berjarak belasan meter dari kantor kelurahan.
Penulis: Ansar | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS-Seorang balita di Maros, Rasyad divonis menderita gizi buruk. Meski sudah berusia dua tahun, Rasyad belum mampu duduk, apalagi berjalan.
Orangtua Rasyad, Tike (25) dan Suryani (21) yang ditemui Selasa (6/3/2018) mengaku pasrah karena tak bisa berbuat banyak. Ia hanya berharap, putranya bisa sembuh.
Rasyad bersama orangtuanya tinggal di kolong rumah warga jalan Makmur Daeng Sitakka, Kelurahan Raya, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Tike mengaku tak mempunya biaya untuk membawa anaknya berobat ke rumah sakit.
Kondisi Rasyad ini pun luput dari perhatian pemerintah setempat. Bahkan, rumahnya hanya berjarak belasan meter dari kantor kelurahan.
Baca: BREAKING NEWS: Mantan Direktur RSUD Andi Makkasau Jadi Tersangka, Ini Kasusnya
Balita malang tersebut, tidak bisa bergerak laiknya mengalami lumpuh. Dia hanya terlentang di lantai rumahnya sembari menangis saat melihat orang asing.
Suryani mengatakan, Rasyad lahir dengan kondisi normal. Hanya saja beratnya hanya mencapai 2,1 kilogram. Setelah lahir, perkembangannya sangat lambat dibanding balita lainnya.
"Saya pernah ke Puskesmas Turikale, anak saya dibilang mengalami gizi buruk. Puskesmas lalu memberikan biskuit ke anak saya untuk dikomsumsi tiga bulan," katanya.
Saat itu tim medis memintanya, jika biskuit tersebut habis, maka dibolehkan untuk kembali lagi ke Puskesmas. Namun saat ke Puskesmas kedua kalinya, tim medis tidak memberikan biskuit ke balita tersebut.
Baca: Keluarga Disabilitas Ditemukan di Tompobulu Maros, Irfan AB Lakukan Ini
Sejak lahir, Rasyad hanya diberikan susu kental manis yang dijual di toko. Balita tersebut pernah diberikan susu bubuk, tapi badannya terkelupas pada saat umur tiga bulan.
Pasangan suami istri yang menikah tahun 2014 bekerja sebagai penjual mainan anak-anak. Tike menggunakan motor untuk berkeliling. Sementara Suryani menjual di pasar Batangase.
"Pernah saya kasi susu bubuk saat berumur tiga bulan, tapi kulitnya terkelupas. Jadi saya obati pakai daun-daun saja. Saat itu, saya bawa ke puskesmas, tapi divonis gizi buruk," katanya.
Suryani berharap, pemerintah memberikan perhatian untuk kesembuhan anaknya. Dia ingin putranya bisa normal seperti balita lain, bisa jalan dan bermain.(*)