Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OJK Sulampua Ingatkan Warga Tak Tergoda Iming-Iming Investasi Bodong

Bisnis investasi ilegal tersebut menyasar semua kelompok masyarakat, tanpa melihat umur, profesi, pekerjaan hingga status sosial.

Penulis: Hasrul | Editor: Suryana Anas
HASRUL
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 6, Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) menggelar Pelatihan dan Gathering Wartawan di Hotel Four Points by Sheraton Makassar Jl Andi Djemma, Senin (26/2/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Timur Hasrul

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR --Bisnis investasi terus tumbuh mengikuti perilaku masyarakat zaman now yang cenderung suka instant, bisnis ini pun menjamur di kalangan masyarakat.

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), Zulmi mengatakan, perilaku instant tersebut membuat investasi ilegal atau investasi bodong tumbuh subur.

Di mana bisnis investasi ilegal tersebut menyasar semua kelompok masyarakat, tanpa melihat umur, profesi, pekerjaan hingga status sosial.

Modus investasi bodong beragam mulai dari pelunasan utang, voucher penukaran uang tunai hingga investasi emas.

Hal tersebut terjadi karena banyak masyarakat yang berinvestasi namun tidak paham, hanya tergoda dengan iming-iming yang ditawarkan.

Kondisi tersebut dimanfaatkan oknum tidak bertanggungjawab dengan menawarkan investasi diluar kewajaran.

"Investasi bodong ini banyak menyasar tokoh masyarakat atau public pigur untuk dijadikan jualan," kata Zulmi saat pembukaan Gathering Wartawan Kantor Regional 6 Sulampua di Four Points by Sheraton Makassar, Senin (26/2/2018).

"Ada ketimpangan dalam tingkat pemahaman literasi masyarakat dan inklusi terkait jasa keuangan, baik investasi maupun finansial technology," ungkap Zulmi di hadapan puluhan wartawan.

Dimana ia mengungkapkan survei OJK 2013 menunjukkan tingkat pemahaman literasi keuangan masyarakat sebesar 19 persen, 2016 naik 28 persen. Sedangkan tingkat inklusi atau penggunaan jasa keuangan mencapai 68 persen. Terjadi peningkatan pemahaman tetapi masih jauh ketimpangannya dari jumlah penggunaan jasa keuangan.

Ia pun berharap media berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat, khususnya financial technologi (Fintech) agar masyarakat paham dan tidak menjadi korban penipuan investasi bodong.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved