Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

KH Syibli Sahabuddin Bicara Tasawuf di Warkop Ngalo Mamuju, Seperti Ini

Tasawuf dinilai dapat menjadi jalan untuk menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, etika dan membangun pribadi yang lebih baik lagi

Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
nurhadi/tribunsulbar.com
Mantan Ketua PWNU Sulawesi Barat, KH Muhammad Syibli Sahabuddin, menjadi pembicara tunggal dalam sebuah diskusi publik yang digelar di Warkop Ngalo, Jl. Andi Makkasau, Kelurahan Karema, Mamuju, Sulbar, Selasa (30/1/2018). 

Laporan Wartawan TribunSulbar.com, Nurhadi

TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Kebutuhan akan nilai spritual di era moderen ini, diharap mampu menjadi jawaban atas beragamnya problematika yang kian bermunculan, hampir tak terbendung.

Tasawuf dinilai dapat menjadi jalan untuk menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, etika dan membangun pribadi yang lebih baik lagi merupakan salah satu cara untuk menjawab ragam persoalan sosial yang kian hadir ditengah masyarakat moderen.

Mantan Ketua PWNU Sulawesi Barat, KH Muhammad Syibli Sahabuddin, mengungkapkan hal tersebut saat menjadi pembicara tunggal dalam sebuah diskusi publik yang digelar di Warkop Ngalo, Jl. Andi Makkasau, Kelurahan Karema, Mamuju, Sulbar, Selasa (30/1/2018).

Anak Kiyai Kharismatik dari tanah Mandar, yakni KH. Sahabudsin itu, mengatakan mendalami ilmu tasawuf akan membuat pribadi seseorang lebih menghargai semua ciptaan Tuhan.

"Kita akan lebih mudah untuk saling membantu, kita tidak lagi berfikir tentang apa latar belakang orang tersebut. Sebab membantu orang lain, merupakan salah satu cara kita menghargai ciptaan Allah SWT," kata Annangguru Syibli Sahabuddin sapaan akrabnya.

Mursyid tarekat Qodiriyah itu juga menyebut, tasawuf sesungguhnya mengajarkan tentang konsepsi etika serta perilaku hidup yang baik bagi setiap orang yang mendalaminya.

"Jika ini didalami oleh mayoritas orang, saya kira tasawuf bisa menjadi jawaban atas kompleksnya persoalan khususnya di Sulbar ini," ujar anggota DPD RI itu asal Sulbar itu.

Sementara itu, moderator diskusi publik Nur Salim Ismail menambahkan, tasawuf hendaknya mampu menjadi jawaban akan dahaga keagamaan khususnya bagi kalangan muda.

Dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Mamuju itu juga berharap, tasawuf tidak lagi mejadi hal yang terkesan ekslusif untuk dikonsumsi banyak orang.

"Kita mau tindak lanjuti gagasan yang berkembang pada muktamar Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Muktabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) di Pekalongan beberapa waktu lalu. Bahwa pengembangan ajaran tasawuf mesti lebih digencarkan. Utamanya di kalangan generasi muda. Tentu sesuai dengan konteks masing-masing wilayah," tutur Alumni Pondok Pesantren DDI Baruga itu.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved