Festival Anti Korupsi Bakal Digelar di Bulukumba, Ini Jadwalnya

Citizen Reporter, Muhammad Reski Ismail

Alumni kelas Politik Cerdas Berintegritas KPK RI Provinsi Sulawesi Selatan bersama Pemuda Gerakan Relawan Anti Korupsi (GERAK) Bulukumba sepakat untuk menggelar “Festival Anti Korupsi” untuk pertama kalinya di kabupaten Bulukumba.

Festival ini direncanakan akan diselenggarakan pada akhir bulan Januari dengan mengangkat tema menarik “Mewujudkan generasi yang cerdas berintegritas”.

Salah satu pencetus festival ini, Muhammad Reski Ismail mengatakan bahwa even ini dilatarbelakangi oleh masih tingginya angka persepsi korupsi di Sulawesi Selatan, khususnya di kabupaten Bulukumba itu sendiri.

“Selain itu kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menghimpun pemuda-pemuda Bulukumba beserta ide dan gagasannya terkait upaya mencegah dan melawan korupsi,” tegasnya.

Sementara itu, ketua Panitia Festival Anti Korupsi Bulukumba, Anif Laila Sahir menambahkan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan semangat bagi generasi muda, utamanya pelajar di kalangan Bulukumba juga bagaimana menanamkan nilai-nilai kejujuran yang menjadi tonggak terpenting yang harus dimiliki oleh para pelajar.

Ada empat item kegiatan yang difokuskan pada festival ini. Diantaranya lomba debat, cipta dan baca Puisi serta Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang dikhususkan untuk tingkat SMA/SMK/MA dan sederajat sekabupaten Bulukumba.

Selain itu, item kegiatan lain yang tak kalah menariknya adalah Dialog Nasional oleh para tokoh berpengaruh dan Launching Komunitas Anti Korupsi Pelajar di Kabupaten Bulukumba.

Dengan diadakannnya festival anti korupsi, diharapkan akan lahirnya generasi muda yg cerdas berintegritas sebagai calon pemimpin daerah khususnya Kabupaten Bulukumba dan indonesia pada umumnya, melalui gerakan pemuda yg terorganisir mencegah dan melawan segala tindakan korupsi.

Untuk mencapai Hal itu kerjasama dan partisipasi semua pihak sangat diharapkan guna mendukung terselenggaranya festival anti korupsi di Kabupaten Bulukumba.

Partisipasi tidak sebatas untuk memeriahkan tetapi bagaimana kita lebih memaknainya sebagai refleksi untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya. (*)