Ini Pernyataan Terbuka Raja Bali Mengenai Ustadz Abdul Somad di Masjid Denpasar
Setidaknya hal itu yang disampaikan Ida Cokorda Pemecuran XI di Masjid Baiturrohman, Denpasar.
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM - Raja Pemecutan Cokorda Pemecutan XI berharap keharmonisan umat beragama di Pulau Dewata Bali tetap terjaga.
Tidak akan dipisahkan satu sama lain.
Menurutnya, umat Hindu dan Muslim di Bali sudah memiliki hubungan yang kuat sejak lama.
Setidaknya hal itu yang disampaikan Ida Cokorda Pemecuran XI di Masjid Baiturrohman, Denpasar.
Menurut Raja dari Puri Pemecutan Denpasar itu, sudah sejak lama kedua umat di Bali tak hanya hidup berdampingan, namun juga sudah seperti satu kesatuan.

“Kami dengan orang Muslim bukan sekarang saja (dekat), tapi secara darah kami sudah bersatu,” kata Cokorda dilansir viva.id, Minggu (10/12/2017).
Ida Cokorda Pemecutan XI hadir langsung dalam tabliq akbar yang diisi oleh Ustaz Abdul Somad.
Ia merasa begitu sejuk mendengar petuah yang disampaikan oleh Ustaz Somad.
“Kami melihat bahwa Kiai (Ustaz Somad) menyampaikan tidak ada perpecahan, malah guyub kita. Justru malah semakin mempererat persatuan sesuai keinginan para pendahulu kita. NKRI, Merah Putih sudah harga mati. Ini betul-betul disampaikan oleh Kiai (Ustaz Somad),” ujarnya.
Ia mengajak semua pihak untuk menginterospeksi diri.
Ia tak ingin isu-isu yang berkembang memudarkan semangat persaudaraan antara Hindu Bali dan umat Muslim yang sudah sejak lama terjalin.
“Kalau ada isu-isu yang tidak bertanggungjawab jangan sampai memecah kita. Persaudaraan kita yang sudah sedarah ini jangan sampai dirusak oleh segelintir orang yang ingin atau memiliki ambisi untuk memecah belah kita,” katanya.
Sementara itu, Ustaz Abdul Somad sendiri tak menampik jika hubungan erat antara umat Hindu Bali dengan warga Muslim sudah lama terjalin.
Ia meminta kepada semua pihak untuk tak terpancing oleh ulah segelintir oknum yang tujuannya memang ingin merusak semangat persaudaraan.
“Bahwa ada isu-isu di Youtube, Twitter, WA, BBM dan lainnya jangan sampai ulah segelintir oknum merusak persaudaraan yang sudah kita bangun selama ini. Seandainya masyarakat Hindu Bali tidak toleran, mengusir ulama dan lain sebagainya, tidak mungkin ada 500 ribu lebih Muslim di Bali. Tidak mungkin Islam bisa bertahan selama 8 abad lebih di Bali,” katanya.