Lagi, Travel Umrah 'Nipu' Calon Jamaahnya. Bayar 2015, Sampai Sekarang Belum Berangkat
Sedikitnya 10 warga Kecamatan Tammerodo Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) menjadi korban travel pemberangkatan umrah.
Penulis: Nurhadi | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan TribunSulbar.com, Nurhadi
TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Sedikitnya 10 warga Kecamatan Tammerodo Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) menjadi korban travel pemberangkatan umrah.
Hal tersebut diungkapkan korban, Arifuddin, warga Desa Tallambalao, Kecamatan Tammerodo Sendana, Kabupaten Majene, Sulbar, kepada TribunSulbar.com, via telepon selularnya, Senin (04/09/2017).
Ia menceritakan, pada awal 2015, ia bersama sembilan calon jamaah lainnya mendaftar secara bersamaan untuk umrah. Pihak Travel Mutiara kemudian menjanjikan pemberangkatan pada pertengahan 2015.
Namun tiba jadwal yang dijanjikan, mereka belum juga diberangkatkan. Kemudian pada 2016, mereka kembali dijanji untuk diberangkatkan. Namun, lagi-lagi gagal dan hingga kini belum ada kejelasan kapan mereka diberangkatkan.
"Kami sangat dirugikan ini, sudah setengah mati kita cari uang untuk ke Tanah Suci, ternyata kita ditipu. Sampai sekarang sudah tidak ada kejelasannya," tuturnya.
"Kami sudah beberapa kali dijanji akan diberangkatkan. Tahun 2016 kemarin kita dijanji lagi untuk diberangkatkan, tapi sampai tahun 2017 kami juga belum ada kejelasan untuk berangkat atau tidak," lanjutnya.
Tak hanya setoran umrah, calon jamaah juga mengaku sudah mengurus paspor pemberangkatan dan sudah melakukan vaksin.
Arifuddin juga bahkan sudah pernah melakukan langkah hukum dengan mengadukan kejadian yang menimpanya bersama sembilan calon jamaah lainnya ke pihak Kepolisian Polda Sulbar. Hanya saja, aduan tersebut tidak mendapatkan respon yang baik.
Alasannya, calon jamaah tidak memiliki bukti yang valid untuk melapor karena semua bukti transaksi atau kuitansi pembayaran dan paspor ditarik kembali oleh pihak travel.
"Sebenarnya kita juga tidak terlalu tahu, dimana itu kantornya travel, karena kita juga ini melalui perantara. Pembayarannya semua melalui perantara Imam Masjid Dusun Rattebila. Tapi kami berharap jika ditemukan, travel tersebut ditindaki karena sudah merugikan kami," tuturnya.(*)