Aktivis Walhi Sulsel Dipukul Oknum TNI, Ini Tanggapan Kodam XIV Hasanuddin
Mobil yang dikendarai Amin tiba-tiba di hentikan oknum TNI berpakain sipil.
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pihak Kodam XIV Hasanuddin menanggapi ada oknum TNI yang disebut memukul warga di Tamalanrea, Jumat (28/7/2017).
Kepala Penerangan (Kapen) Kodam XIV Hasanuddin Kolonel Alamsyah mengaku, jika ada oknum TNI yang melakukan hal itu, korban boleh meminta identitasnya.
"Kalau ada orang mengaku tentara lalu melakukan pemukulan, warga bisa minta udentitasnya, sekarang banyak orang mengaku TNI ," katanya, Sabtu (29/7/2017).

Baca: Aktivis Walhi Sulsel Nyaris Dihajar Oknum Tentara di Tamalanrea, Begini Ceritanya
Diketahui, salah satu aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Al Amin (30) menjadi korban keganasan seseorang yang mengaku sebagai anggota TNI.
Namun, peristiwa itu diketahui telah selesai di Mapolsek Tamalanrea usai oknum tersebut dan korban bersepakat untuk berdamai dan ganti rugi.
"Ini sudah berdamai, tapi kami himbau ke prajurit agar tidak ada lagi seperti itu, jika ada peroslan hukum maka diselesaikan dengan hukum," jelas Alamsyah.
Kejadian itu di Jl Perintis Kemerdekaan Km. 13 Makassar, Jumat (28/7) siang, mobil yang dikendarai Amin tiba-tiba di hentikan oknum TNI berpakain sipil.
"Awalnya saya keget, kenapa ada orang berbadan besar yang dibonceng oknum tentara datang hentikan kendaraanku," ungkap Amin kepada tribun timur.
"Setelah dia hentikan mobil, terus dia suruh saya keluar dari mobil, pas saya buka pintu, langsung dia tompol (pukul) saya dari bagian wajah," lanjut Amin.
Amin mengaku, awal kejadian itu ketika tengah perjalanan dari arah Daya ke arah Unhas, seorang wanita yang diduga istri TNI tiba-tiba jatuh di sebelah mobilnya.
"Sudah dia pukul, dia tuduh saya tabrak istrinya sampai jatuh. Padahal istrinya jatuh karena rem mendadak, terus dia senggol sedikit kendaraanku," ujar Amin.
Amin tidak hanya dipukul, oknum TNI tersebut juga sempat marah-marah fan menyuruh aktifis pecinta lingkungan itu untuk selesaikan itu di Asrama TNI.
"Saya tidak mau, saya bilang selesaikan ini di polisi karena saya orang sipil. Disitu juga mulai memanas tapi langsung kita ke polsek tamalanrea," ungkap Amin. (*)