Penyidik KPK Disiram Air Keras
Novel Baswedan Tak Pandang Bulu, dari Burung Walet, Simulator SIM hingga Air Keras
Saat itu, Novel menjabat sebagai Kepala Satgas kasus simulator SIM yang menjerat Irjen Djoko Susilo, yang saat itu menjabat Kakorlantas.
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA- Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan disiram air keras usai salat subuh berjamaah di masjid di sekitar rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017).
Novel diketahui sering mengalami teror dari sejumlah kasus besar yang ditanganinya.
Novel selama ini menangani kasus-kasus besar yang ada di KPK.
Baca: Detik-detik Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras
Baca: Jafar Hafsah Akui Terima Rp 1 Miliar dari Nazaruddin, Tapi Tak Tahu soal Korupsi e-KTP
Dia merupakan penyidik yang dianggap tidak pandang bulu dalam menangani kasus.
Pada Oktober 2012, sejumlah anggota Polri mendatangi gedung KPK untuk menjemput Novel, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penembakan terhadap pencuri sarang burung walet di Lampung pada 2004.
Baca: Nah, KPK Sudah Kantongi Bukti Keterlibatan Setya Novanto cs di Korupsi e-KTP
Penetapan tersangka itu dilakukan tak lama setelah Novel memimpin penggeledahan di Korlantas Polri.
Saat itu, Novel menjabat sebagai Kepala Satgas kasus simulator SIM yang menjerat Irjen Djoko Susilo, yang saat itu menjabat Kakorlantas.
Novel membantah memerintahkan penembakan terhadap pencuri sarang burung walet.
Kasus penembakan pencuri sarang walet itu terjadi saat Novel menjabat kepala satuan reserse kriminal di Polres Lampung.
Novel dianggap bertanggung jawab atas penembakan tersebut.
Kasus ini kembali mencuat pada pertengahan 2015.
Pada 1 Mei dini hari, Novel ditangkap di rumahnya di Kelapa Gading.