Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hidup Sebatangkara, Nene Kade Andalkan Belas Kasih Tetangga di Luwu Utara

Untuk menyambung hidup sehari-hari, Nene Kade hanya mengharapkan belas kasih tetangga.

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Mahyuddin
Chalik Mawardi/tribunlutra.com
Kadir (62) atau Nene Kade (kanan) bersama Ketua Karang Taruna Matappa Desa Pandak Chaerul Al Haqiem, Senin (27/3/2017). 

Laporan Wartawan TribunLutra.com, Chalik Mawardi

TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Kadir (62) telah bertahun-tahun hidup sebatangkara di gubuk berukuran 3x4 meter di Desa Pandak, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara.

Berjarak sekitar empat kilometer dari pusat Kota Masamba, Ibu Kota Luwu Utara.

Gubuk Nene Kade berada di tengah kebun kakao.

Sekitar 150 meter dari jalan desa.

Nene Kade, panggilan akrabnya kini tidak sekuat dulu lagi.

Untuk berjalanpun kini dia sudah tidak mampu.

Baca: Kasihan, Warga Lero Luwu Utara Masih Berburu Sinyal Ponsel di Desa Tetangga

Kondisi itu memaksa pria kelahiran 12 Juni 1955 tidak bekerja.

Untuk menyambung hidup sehari-hari, Nene Kade hanya mengharapkan belas kasih tetangga.

Di gubuk tidak layak huni itu, Nene Kade tinggal bersama dua ekor ayam peliharaannya.

"Saya sudah beberapa tahun di sini," kata Nene Kade menggunakan bahasa daerah kepada TribunLutra.com, Senin (27/3/2017).

Baca: Pemkab Luwu Utara Keciprat Bantuan Bedah Rumah 200 Unit Tahun Ini

Nene Kade bukanlah seorang pemalas.

Kondisi kesehatannyalah yang memaksa dirinya hanya menghabiskan waktu di gubuk.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved